Selasa, 25 Oktober 2011

Pekerjaan

Bahasa Indonesia Bahasa Romaji Bahasa Jepang

administrator kanrisha 管理者 agen berita shinbunhanbaigyousha 新聞販売業者 agen perumahan fudousanya 不動産屋 agen wisata/perjalanan ryokougyousha 旅行業者 agen dairinin, eejento 代理人, エージェンと ahli analisa jiwa seishinbunseki 精神分析医 ahli geologi chishitsugakusha 地質学者 ahli hewan doubutsugaku 動物学者 ahli ilmu fisika butsurigakusha 物理学者 ahli kacamata meganeya 眼鏡屋 ahli kerajinan tangan shokunin 職人 ahli kimia yakuzaishi 薬剤師 ahli navigasi koukuushi 航空士 ahli nujum ekisha 易者 ahli osteopati seikotsuryouhoui 整骨量法医 ahli pembuat jam tokeiya 時計屋 ahli penyakit kaki ashichiyoui 足治療医 ahli radiologi houshasenkai 放射線科医 ahli suara perut fukuwajutsushi 腹話術師 ahli tenung reibai 霊媒 ahli terapi serapisuto セラピスト akrobatis akurobatto アクロバット aktor, pemain film laki-laki haiyuu 俳優 aktris, pemain film perempuan joyuu 女優 akuntan kaikeishi 会計士 anggota juri baishinin 陪審員 arkeolog koukogakusha 考古学者 arsitek kenchikugishi 建築技師 artis, persohor geijutsuka 芸術家 astrolog hoshiuranaishi 星占い師 astronot uchuuhikoushi 宇宙飛行士 atlet, olahragawan undouka 運動家 atlet supootsuman スポーツマン atlit wanita supootsuuuman スポーツウーマン awak kapal norikumiin 乗組員 awak pesawat jouin 乗員 badut piero ビエロ ballerina, penari balet bareriina バレリーナ bankir, direktur bank ginkouka 銀行家 bendaharawan kaikei 会計 bidan josanpu 助産婦 biksu shuudoushi 修道士 buruh pelabuhan kouwanroudousha 港湾労働者 buruh roudousha 労働者 buruh akabou 赤帽 composer sakkyokuka 作曲家 demokrat minshushugisha 民主主義者 desainer lansekap zouenka 造園家 detektif, penyidik keiji 刑事 dewan direksi, redaksi kantoku 監督 diplomat gaikoukan 外交官 DJ disukujokkii デイスクジョッキー dokter (wanita) joi 女医 dokter bedah gekai 外科医 dokter gigi haisha 歯医者 dokter hewan juui 獣医 dokter isha 医者 dosen koushi 講師 dukun beranak josanpu 助産婦 duta besar taishi 大使 editor henshuukyoukuchou 編集局長 farmasi yakuzaishi 薬剤師 fotografer kameraman カメラマン gembala hitsujikai ヒツジ飼い ginekolog, ahli penyakit kelamin fujinkai 婦人科医 haji (moslem) junreisha 巡礼者 hakim saibankan 裁判官 ibu asrama fuchou 婦長 ilmuwan kagakusha 科学者 imam shisai 司祭 importir yunyuugyousha 輸入業者 inspektur polisi keibu 警部 investigator pribadi shiritsutantei 私立探偵 jaksa kensatsukan 検察官 joki kishu 騎手 jurnalis, wartawan jaanarisuto ジャーナリスト juru gambar seizuko 製図工 juru ketik taipisuto タイピスト juru lelang kyoubainin 競売人 juru sita shikkouri 執行吏 kaisar laki-laki jotei 女帝 kaisar wanita, permaisuri kougou 皇后 kaisar tennou 天皇 kamerawan, juru kamera kameraman カメラマン kapten kapal senchou 船長 kasir bank suitougakari 出納係 kasir rejigakari レジ係 kepala biara pria shuudouinchou 修道院長 kepala kelasi kouhanchou, boosun 甲板長, ボースン kepala pelayan kyuujigashira 給仕頭 kepala sekolah wanita kouchou, josei no baai 校長, 女性の場合 kepala sekolah kouchou, dansei no baai 校長, 男性の場合 kepala stasium ekichou 駅長 khatib (Moslem) sekkyousha 説教者 kiai (Moslem) shisai 司祭 koki, juru masak kokku コック kolumnis koramunisuto コラムにスト konselor, penasehat kaunseraa カウンセラー kontraktor ukeoinin 請負人 kosmonot uchuuhikoushi 宇宙飛行士 kuli bangunan kenchikugyousha 建築業者 kuli pengangkut barang akabou 赤帽 mahasiswa (boys). mahasiswi (girls) gakusei 学生 manajer wanita joseishihainin 女性支配人 manajer shihainin 支配人 mandor kapal kouhanchou, boosun 甲板長, ボースン mandor genbakantoku 現場監督 menteri daijin 大臣 misionaris dendoushi 伝道師 model moderu モデル modiste yousaishi 洋裁師 montir jidousha seibishi 自動車整備士 murid seito 生徒

Bergaul yuk !!!

1.  uwaki otoko : cowok yang suka selingkuh
2.  uwaki onna : cewek yang suka selingkuh
3.  choukawaii : manis banget
4.  ikemen : cowok cakep
5.  otokotarashi : Play Girl
6.  onnatarashi : Play Boy
7.  hitomebore : cinta pandangan pertama
8.  ai shitemo ii? : bolehkah aku mencintaimu?
9.  boku no soba ni ite kurenai? : maukah kau berada di sisiku?
10.puropoozu shitemo ii? : bolehkah aku melamarmu?
11.tada anata o aishiteru : aku cuma cinta sama kamu ( per )
    tada kimi o aishiteru : aku cuma cinta sama kamu ( laki2 )
12.anata ni aete, yokatta : aku beruntung bisa bertemu denganmu
13.hanaretakunai : aku gak mau putus denganmu
14.anata ni deatte, yokatta : aku senang bisa mengenalmu (dikatakan saat putus dengan pacar)
15.mou wakareta : udah putus
16.ganbatte ne! : semangat!
17.tsumanne : membosankan ( per )
    tsumanna : membosankan ( laki2 )
18.mendoukusaina… : malasnya….
19.yatta!! : asyik!!! / berhasil!!
20.sugee : hebat
21.akiramenna!! : jangan putus asa!!
22.namaiki iun ja nee yo : jangan sombong-sombong
23.arienai : gak mungkin
24.nani atta no? : ada apa sih…?
25.oshiete kure! : kasih tau dong!
26.betsu ni : gak ada apa-apa
27.majide? : sumpah lo?
28.sokka : gitu ya… / oya…
29.maa ne : ya gitu deh
30.atarimaeda! : ya iyalah! (ya iya lah, masa ya iya dong)
31.yappa : sudah kuduga
32.shikata nai : apa boleh buat
33.kawaisou : kasian deh lo
34.iya / yada : gak mau
35.usotsuki : pembohong
36.urusai yo! : berisik tau! ( per )
    urusee yo! :berisik tau! ( laki2 )
37.jiro-jiro mite nanda yo! apa lo liat-liat!
38.baka mitai : seperti orang bodoh / dasar oon
39.baka yaro : dasar goblok
40.kusso : brengsek / sialan
41.saiteidayo : kamu gak ada apa-apanya
42.sukebe : dasar omes (otak mesum)
43.yabai! : gawat!
44.kimochi warui : sebel
45.suman : sorry

あいさつ

Beberapa Kalimat Sapaan dalam Bahasa Jepang
 
Note:
Bentuk-bentuk yang diberikan di sini adalah ucapan yang bertendensi sopan pada lawan bicara. Jadi, di sini Anda akan lebih sering menemukan partikel “desu” (bukannya “da”). Ini juga akan diwakili dengan pemberian akhiran -masu pada berbagai kata kerja, berbeda dengan berbagai bentuk dasar yang sudah dicontohkan di dua post sebelumnya. ^^

Yang Umum diucapkan di Awal Pembicaraan


[JAP] Ohayou / Ohayou gozaimasu
[INA] “selamat pagi”


[JAP] Konnichiwa
[INA] “selamat siang”


[JAP] Konbanwa
[INA] “selamat malam”


[JAP] Yoroshiku onegaishimasu
[INA] “mohon bimbingannya” / “mohon bantuannya”
–> (biasanya diucapkan pada saat berkenalan, atau pada saat akan mengerjakan sesuatu bersama-sama)


[JAP] O genki desu ka?
[INA] “Apakah Anda sehat?”


[JAP] O kage desu
[INA] “Saya sehat-sehat saja.”
–> (digunakan untuk menjawab “O genki desu ka?”)


[JAP] Kyou wa ii o tenki desu ne?
[INA] “Cuaca hari ini bagus, bukan?”


[JAP] Youkoso!
[INA] “Selamat datang!”


[JAP] Moshi-moshi…
[INA] “Halo…” (berbicara lewat telepon)




Yang Umum diucapkan Selama Percakapan Berlangsung


[JAP] Hai
[INA] “Ya”
–> (untuk menyetujui sesuatu atau menjawab pertanyaan)


[JAP] Iie
[INA] “Tidak”
–> (kebalikannya “hai”)


[JAP] Arigatou / Arigatou gozaimasu
[INA] “Terima kasih”
–> (gozaimasu di sini dipakai untuk ucapan formal, atau bisa juga menyatakan “terima kasih banyak”)


[JAP] Gomen na sai
[INA] “Mohon maaf”


[JAP] Sumimasen
[INA] “Permisi”
–> (bisa juga diterapkan untuk minta maaf seperti “gomen na sai”)


[JAP] Zannen desu
[INA] “sayang sekali” / “amat disayangkan”


[JAP] Omedetou, ne
[INA] “Selamat ya”
–> (untuk beberapa hal yang baru dicapai, e.g. kelulusan, menang lomba, dsb)


[JAP] Dame / Dame desu yo
[INA] “jangan” / “sebaiknya jangan”


[JAP] Suteki desu ne
[INA] “Bagus ya…” / “indah ya…”
–> (untuk menyatakan sesuatu yang menarik, e.g. ‘hari yang indah’)


[JAP] Sugoi! / Sugoi desu yo!
[INA] “Hebat!”


[JAP] Sou desu ka
[INA] “Jadi begitu…”
–> (menyatakan pengertian atas suatu masalah)


[JAP] Daijoubu desu / Heiki desu
[INA] “(saya) tidak apa-apa” / “(saya) baik-baik saja”




Jika Anda Kesulitan menangkap Ucapan Lawan Bicara Anda


[JAP] Chotto yukkuri itte kudasai.
[INA] “Tolong ucapkan lagi dengan lebih lambat.”


[JAP] Mou ichido itte kudasai.
[INA] “Tolong ucapkan sekali lagi.”


[JAP] Motto hakkiri itte kudasai.
[INA] “Tolong ucapkan dengan lebih jelas.”




Untuk Mengakhiri Pembicaraan


[JAP] Sayonara
[INA] “Selamat tinggal”


[JAP] Mata aimashou
[INA] “Ayo bertemu lagi kapan-kapan”


[JAP] Ja, mata / mata ne
[INA] “Sampai jumpa”


[JAP] Mata ashita
[INA] “Sampai jumpa besok”




Beberapa Kalimat yang Tidak Selalu Muncul dalam Dialog, tetapi merupakan Elemen Kebudayaan Jepang


[JAP] Irasshaimase!
[INA] “Selamat datang!”
–> (kalimat ini hanya diucapkan oleh petugas toko ketika Anda berkunjung)


[JAP] Ittekimasu!
[INA] “Berangkat sekarang!”
–> (kalimat ini diucapkan ketika Anda hendak pergi meninggalkan rumah pada orang yang tetap tinggal di dalam)


[JAP] Itterasshai
[INA] “Hati-hati di jalan”
–> (diucapkan ketika seseorang hendak pergi ke luar rumah; umumnya sebagai jawaban untuk “Ittekimasu”)


[JAP] Itadakimasu
[INA] [literal] “Terima kasih atas makanannya”
–> (kalimat ini sebenarnya tidak diartikan secara harfiah. Masyarakat Jepang biasanya mengucapkan kalimat ini sebagai ungkapan rasa syukur atas makanan yang dihidangkan)


[JAP] Gochisousama deshita
[INA] [literal] “perjamuan/hidangan sudah selesai”
–> (seperti “Itadakimasu”, kalimat ini juga tidak diartikan secara harfiah. Masyarakat Jepang pada umumnya mengucapkan kalimat ini seusai makan)


[JAP] Kimochi ii…!
[INA] [literal] “terasa nyaman”
–> (umum diucapkan jika Anda merasakan sesuatu yang nyaman di suatu tempat. E.g. ketika Anda pergi ke gunung dan merasa bahwa udaranya bagus, kalimat ini bisa dipakai untuk mengekspresikannya. ^^ )

***

Yah, kira-kira segitu sih. Tentunya karena cuma mencakup sebagian, masih banyak yang bisa ditambahi lagi. Paling tidak, beberapa contoh di atas sudah mencakup beberapa kalimat dialog standar dalam Bahasa Jepang.
Ada yang mau menambahkan?

ヤクザー

Yakuza dari bahasa Jepang: (やくざ atau ヤクザ) atau gokudō (極道) adalah nama dari sindikat terorganisir di Jepang. Organisasi ini sering juga disebut mafia Jepang, karena ada kesamaan dengan bentuk organisasi yang asalnya dari Italia tersebut.
Sejarah panjang Yakuza dimulai kira-kira pada tahun 1612, saat Shogun Tokugawa berkuasa dan menyingkirkan shogun Kasai sebelumnya. Pergantian ini mengakibatkan kira-kira 500.000 orang samurai yang sebelumnya disebut hatomo-yakko (pelayan shogun) menjadi kehilangan tuan, atau disebut sebagai kaum ronin.
Shogun Kasai adalah salah satu Marga terbesar di Jepang dan sangat berpengaruh Hingga Saat Ini
Seperti kata pepatah : orang yang hanya punya martil cenderung melihat segala sesuatu bisa beres dengan dimartil, demikian juga dengan kaum ronin ini. Banyak dari mereka menjadi penjahat dan centeng. Mereka disebut sebagai kabuki-mono atau samurai nyentrik urakan yang ke mana-mana membawa pedang. Mereka berbicara satu sama lain dalam bahasa slang dan kode rahasia. Terdapat kesetiaan tinggi di antara sesama ronin sehingga kelompok ini sulit dibasmi.
Untuk melindungi kota dari para kabuki-mono, banyak kota-kota kecil di Jepang membentuk machi-yokko (satuan tugas (satgas) desa). Satgas ini terdiri dari para pedagang, pegawai, dan orang biasa yang mau menyumbangkan tenaganya untuk menghadapi kaum kabuki-mono. Walaupun mereka kurang terlatih dan jumlahnya sedikit, tetapi ternyata para anggota machi-yokko ini sanggup menjaga daerah mereka dari serangan para kabuki-mono. Di kalangan rakyat Jepang abad ke-17, kaum machi-yokko ini dianggap seperti pahlawan.
Masalah jadi rumit, karena setelah berhasil menggulingkan para ronin, para anggota machi-yokko ini malah meninggalkan profesi awal mereka dan memilih jadi preman. Hal ini diperparah lagi dengan turut campurnya Shogun dalam memelihara para machi-yokko ini. Ada dua kelas profesi para machi-yokko, yaitu kaum Bakuto (penjudi) dan Tekiya (pedagang). Namanya saja kaum pedagang tetapi pada kenyataannya, kaum Tekiya ini suka menipu dan memeras sesama pedagang. Walau begitu, kaum ini punya sistem kekerabatan yang kuat. Ada hubungan kuat antara Oyabun (Bos (bapak)) dan Kobun (bawahan (anak)), serta Senpai-Kohai (Senior-Junior) yang kemudian menjadi kental di organisasi Yakuza.
Kaum Bakuto (penjudi), punya sejarah yang unik. Awalnya mereka disewa oleh Shogun untuk berjudi melawan para pegawai konstruksi dan irigasi. Tindakan ini dilakukan agar gaji para pegawai konstruksi dan irigasi habis di meja judi dan tenaga mereka bisa disewa dengan harga murah.
Jenis judi yang biasa dilakukan adalah menggunakan kartu Hanafuda dengan sistem permainan mirip
Black Jack. Tiga kartu dibagikan dan bila angka kartu dijumlahkan, maka angka terakhir menunjukkan siapa pemenang, di antara sekian banyak kartu sial kartu berjumlah 20 adalah yang paling sering disumpahi orang, karena berakhiran nol. Salah satu konfigurasi kartu ini adalah kartu dengan nilai (8-9-3) yang dalam bahasa Jepang menjadi Ya-Ku-Za yang kemudian menjadi nama asal Yakuza.
Dari kaum Bakuto ini juga muncul tradisi menandai diri dengan tato disekujur badan (disebut irezumi) dan yubitsume (potong jari) sebagai bentuk penyesalan ataupun sebagai hukuman. Awalnya hukuman ini bersifat simbolik, karena ruas atas jari kelingking yang dipotong membuat pemilik tangan menjadi lebih sulit memegang pedang dengan mantap. Hal ini menjadi simbol ketaatan terhadap pimpinan.
Kaum Bakuto (penjudi), punya sejarah yang unik. Awalnya mereka disewa oleh Shogun untuk berjudi melawan para pegawai konstruksi dan irigasi. Tindakan ini dilakukan agar gaji para pegawai konstruksi dan irigasi habis di meja judi dan tenaga mereka bisa disewa dengan harga murah.
Jenis judi yang biasa dilakukan adalah menggunakan kartu Hanafuda dengan sistem permainan mirip Black Jack. Tiga kartu dibagikan dan bila angka kartu dijumlahkan, maka angka terakhir menunjukkan siapa pemenang, di antara sekian banyak kartu sial kartu berjumlah 20 adalah yang paling sering disumpahi orang, karena berakhiran nol. Salah satu konfigurasi kartu ini adalah kartu dengan nilai (8-9-3) yang dalam bahasa Jepang menjadi Ya-Ku-Za yang kemudian menjadi nama asal Yakuza.
Dari kaum Bakuto ini juga muncul tradisi menandai diri dengan tato disekujur badan (disebut irezumi) dan yubitsume (potong jari) sebagai bentuk penyesalan ataupun sebagai hukuman. Awalnya hukuman ini bersifat simbolik, karena ruas atas jari kelingking yang dipotong membuat pemilik tangan menjadi lebih sulit memegang pedang dengan mantap. Hal ini menjadi simbol ketaatan terhadap pimpinan.
Di masa kini, keanggotaan Yakuza diperkirakan telah menurun tajam, tetapi bukan berarti tidak berbahaya. Tulang punggung bisnis ilegal mereka adalah pachinko, perdagangan ampethamine (termasuk ice dan ekstasi), prostitusi, pornografi, pemerasan, hingga penyelundupan senjata.
Di era 1980-an, Yakuza mengembangkan sayap mereka hingga ke Amerika Serikat, dan ikut masuk dalam bisnis legal untuk mencuci uang mereka. Dalam operasinya, Yakuza membeli aset di Amerika dan salah satu yang pernah mencuat ke permukaan adalah keterlibatan Prescott Bush, saudara dari presiden George H.W. Bush dan paman dari Presiden George W. Bush, dalam transaksi penjualan perusahaan Aset Management International Financing & Settlements di awal 1990an.
Berdasarkan perkiraan kasar dari sumber majalah Far Eastern Economic Review edisi 17 Januari 2002, Yakuza diperkirakan telah menanamkan uang hingga 50 milyar dolar dalam investasi saham dan perusahaan di Amerika Serikat. Bandingkan dengan cadangan devisa Indonesia yang 36 milyar dolar.
Di dalam negeri, Yakuza juga ditengarai turut berperan dalam anjloknya ekonomi Jepang selama 10 tahun terakhir. Sebagai akibat amblasnya bisnis properti dan macetnya kredit bank di Jepang pasca 1990, banyak debitor yang menyewa anggota Yakuza agar agunan mereka tidak disita oleh bank. Selain itu, banyak perusahaan yang memperoleh pinjaman bank pada dasarnya adalah sebuah kigyo shatei, perusahaan boneka miliki Yakuza. Perusahaan milik Yakuza ini diperkirakan memperoleh kredit antara 300-400 milyar dolar, dan sebagian dari jumlah itu dialirkan ke induk organisasi Yakuza. Menghadapi hal seperti ini, bank Jepang jelas tidak bisa berkutik.
Di sisi lain, anggota Yakuza juga kerap membeli aset properti dengan harga miring dari perusahaan yang butuh uang tunai untuk dijual kembali dengan harga tinggi apapun itu mulai dari apartemen, perkantoran hingga rumah sakit. Bila sebuah bangunan telah dibeli oleh Yakuza, tidak ada yang berani jadi tetangga mereka dan alhasil harga properti langsung jatuh, dan segera naik segera setelah Yakuza menjualnya.
Selain beroperasi secara di level bawah, Yakuza juga menggurita di kalangan politisi Jepang. Beberapa praktik suap telah terbongkar termasuk dalam program tender proyek umum senilai trilyunan yen. Program rekapitalisasi perbankan Jepang yang berlarut-larut tidak kunjung selesai diperparah oleh keterlibatan Yakuza yang sangat berkepentingan dalam bisnis properti dan kredit perbankan. Saat ini perbankan Jepang masih menanggung beban kredit macet sebesar kira-kira 1,2 triliun dolar dan membuat ekonomi tidak bertumbuh selama 10 tahun terakhir.

BUDAYA ORANG INDONESIAMENURUT ORANG JEPANG

Prof Nagano, staf pengajar Nihon University memberikan kuliah
intensive course dalam bidang Asian Agriculturedi IDEC Hiroshima
University.
Beliau sering menjadi konsultan pertanian di negara-negara Asia
termasuk Indonesia. Ada beberapa hal yang menggelitik yang beliau
utarakan sewaktu membahas tentang Indonesia:

1.Orang Indonesia suka rapat dan membentuk panitia macam-macam.
Setiap ada kegiatan selalu di rapatkan dulu, tentunya dengan
konsumsinya sekalian. Setelah rapat perlu dibentuk panitia kemudian
diskusi berulang kali,saling kritik, dan merasa idenya yang paling
benar dan akhirnya pelaksanaan tertunda-tunda padahal tujuannya
program tersebut sebetulnya baik.

2. Budaya Jam Karet
Selain dari beliau, saya sudah beberapa kali bertemu dengan orang
asing yang pernah ke Indonesia. Ketika saya tanya kebudayaan apa yang
menurut anda terkenal dari Indonesia dengan spontan mereka jawab :
Jam Karet! Saya tertawa tapi sebetulnya malu dalam hati.Sudah
sebegitu parahkah disiplin kita?

3. Kalau bisa dikerjakan besok kenapa tidak (?)
Kalau orang lain berprinsip kalau bisa dikerjakansekarang kenapa
ditunda besok? Saya pernah malu juga oleh tudingan Sensei saya
sendiri tentang orang Indonesia. Beliau mengatakan, Orang Indonesia
mempunyai budaya menunda-nunda pekerjaan.
4. Umumnya tidak mau turun ke Lapangan
Beliau mencontohkan ketika dia mau memberikan pelatihan kepada para
petani, pendampingnya dari direktorat pertanian datang dengan safari
lengkap padahal beliau sudah datang dengan work wear beserta sepatu
boot.
Pejabat tersebut hanya memberikan petunjuk tanpa bisa turun ke
lapang, kenapa? Karena mereka datangnya pakai safari dan ada yang
berdasi. Begitulah beliau menggambarkan orang Indonesia yang hebat
sekali dalam bicara dan memberikan instruksi tapi jarang yang mau
turun langsung ke lapangan.
Saya hanya ingin mengingatkan bahwa kita sudah terlalu sering dinina-
bobokan oleh istilah indonesia kaya,masyarakatnya suka gotong royong,
ada pancasila,agamanya kuat, dan lain-lain.Dan itu hanyalah istilah,
kenyataannya bisa kita lihat sendiri.
Ternyata negarakita hancur-hancuran, bahkan susah
untuk recovery lagi, mana sifat gotong royong yang membuat negara
seperti Korea, bisa bangkit kembali. Kita selalu senang dengan
istilah tanpa action. Kita terlalu banyak diskusi,saling lontar ide,
kritik, akhirnya waktu terbuang percuma tanpa action. Karena belum
apa-apa sudah ramai duluan.
Kapan kita akan sadar dan intropeksi akan kekurangan-kekurangan kita
dan tidak selalu menjelek-jelekkan orang lain? Selama itu belum
terjawab kita akan terus seperti ini, menjadi negara yang katanya
sudah mencapai titik minimal untuk disebut negara beradab dan tetap
terbelakang disegala bidang.
Mudah-mudahan pernyataan beliau menjadi peringatan bagi kita semua,
terutama saya pribadi agar bisa lebih banyak belajar dan mampu
merubah diri untuk menjadi yang lebih baik.

Kenapa Orang Jepang Kesulitan Membaca Text Bahasa Inggris

Orang Jepang sulit berbicara Bahasa Inggris sudah saya ketahui sebelumnya, tapi kalau orang Jepang juga ternyata kesulitan membaca text Bahasa Inggris, perlu penelitian lebih lanjut.
Berawal dari pengamatan saya terhadap mahasiswa Nohon-jin (mahasiswa Jepang) yang sangat paranoid jika diberi tugas membaca jurnal Bahasa Inggris. Memang membaca jurnal perlu keahlian tertentu dan dasar pengetahuan yang cukup pada bidang tertentu. Saya kira dengan kemampuan mereka, seharusnya mereka sudah punya pengetahuan yang cukup. Terbukti mereka sangat lancar menjelaskan isi jurnal-jurnal yang berbahasa Jepang. Jadi masalahnya adalah membaca text Bahasa Inggris sangat menakutkan. Mengapa?
Text Bahasa Jepang terdiri dari huruf kanji, hiragana dan katakana. Setiap huruf memiliki arti tersendiri. Sedangkan text Bahasa Inggris terdiri dari kumpulan huruf membentuk sebuah kata. Jadi mereka tidak terbiasa membaca text yang terdiri dari sekumpulan huruf, mereka akan berpikir keras mengurutkan huruf-huruf untuk membentuk sebuah kata.
Membaca bukan hanya menerjemahkan kata perkata, makanya dikatakan reading comprehension. Walaupun kita tidak tahu arti setiap kata dalam setiap kalimat, tapi kita bisa menebak arti dari kalimat tersebut. Begitu yang diajarkan pelajaran reading comprehension. Orang Jepang membaca text Bahasa Inggris dengan menerjemahkan setiap kata. Mereka akan berhenti membaca jika menemukan kata yang tidak diketahui dan membuka kamus. Jika disuruh menuliskan arti dari sebuah text Bahasa Inggris, terlihat menjadi sekumpulan kata-kata yang tidak jelas maknanya. Sebenarnya kesalahana ini bukan hanya dilakukan oleh orang Jepang, tetapi umum dilakukan orang Indonesia (karena Bahasa Inggris bukan bahasa pertama). Tetapi, sepertinya orang Jepang lebih sulit mengubah kebiasaan ini.
Text Bahasa Jepang ditulis secara vertikal dari atas ke bawah, text Bahasa Inggris ditulis secara horizontal dari kiri ke kanan. Sehingga mereka kesulitan menyesuaikan arah membaca ini, termasuk membaca text di layar komputer. Orang Jepang membaca text Bahasa Inggris sangat lambat karena terfokus pada kata per kata. Dengan membaca lambat, sulit menangkap arti dari sebuah kalimat atau paragraf.
Text Bahasa Inggris tersusun dari Subjek+Predikat+Objek+Keterangan, sedangkan text Bahasa Inggris tersusun dari Subjek (kadang tidak adal)+Keterangan+Objek+Predikat, sangat jauh berbeda. Hal ini tentu saja menyulitkan dalam memahami makna sebuah kalimat. Kebisaan ini juga terbawa-bawa pada saat sensei saya bicara dalam Bahasa Inggris, dan menyulitkan saya memahami maksudnya. Contoh: After the accident in the evening i will go to Tokyo to report it. Bisa diterjemahkan: Setelah kecelakaan malam itu saya akan pergi ke Tokyo untuk melaporkan hal tersebut. Ada menjawab begitu? Itu yang saya pikirkan saat itu, saya pun bingung apakah sensei habis kecelakaan? Ternyata maksudnya: Setelah kecelakaan (Fukushima), saya akan pergi ke Tokyo malam ini untuk melaporkan tentang kecelakaan tersebut.
Ternyata, memahami orang Jepang berbicara cukup sulit, seperti juga orang Jepang memahami text Bahasa Inggris. Memang seharusnya saya yang belajar Bahasa Jepang, Nihon-go…

Jepang lebih memilih Bahasa Indonesia daripada Bahasa Inggris

Acara kali ini aku berkesempatan untuk mendapatkan training dari Japan Customs. Melalui program JICA yang bekerjasama dengan INSW, maka pihak Japan Customs mengundang beberpa utusan INSW dari indonesia untuk training beberapa konsep pengembangan sistem kepabeanan dalam rangka cargo release dan logistik.
Ini adalah sebuah kesempatan yang bagiku sungguh menantang untuk bisa tahu bagaimana negara jepang membangun sistem aplikasi dengan pengalamannya sebagai negara yang memiliki tekonologi canggih di level dunia.
Training kali ini intinya pihak INSW suruh belajar bagaimana mengintegrasikan sistem cargo dengan semua departemen yang memiliki peran di bidang ekspor dan impor barang. Didalam sistem itu yang jelas ada karantina, bpom, perdagangan internasional dan departemen lainnya.
Indonesia sendiri saat ini sudah memiliki sistem INSW yang juga mengintegrasikan proses cargo release di prelabuhan di seluruh indonesia yang dikembangkan sendiri oleh anak-anak indonesia.
Dari hasil training ini semoga aku bisa membandingkan sistem kepabeanan di jepang dan indonesia tentunya untuk kemajuan Indonesia
Mungkin sampai di sini pikiran para pembaca masih bertanya, apa hubungan jepang memilih bahasa indonesia dari pada bahasa inggris. Ceritanya begini, ternyata orang jepang saat menyambut kami dia nggak pakai bahasa inggris sama sekali, tapi tetep pakai bahasa jepang dengan menyediakan seorang translater. Untuk acara-acara lain juga seperti presentasi, perkenalan, ngobrol juga dia lebih menggunakan bahasa jepang dengan translater.
Nasionalisme orang jepang sangat tinggi menurutku. patut untuk ditiru …

Sopan Santun Orang Jepang Yang Berlebihan

Menolak permintaan seorang tamu, adalah perbuatan yang dianggap kurang sopan oleh sebagian orang jepang alasannya?

Sebagai contoh seorang tamu (tamu B) hendak datang berkunjung pada bulan Januari. Para professor mengatakan tidak bisa sebab ada tamu (tamu A) lain yang akan berkunjung. Maka tamu B kemudian menanyakan bagaimana kalau bulan Februari ? Professor menjawab bahwa bulan tersebut mereka sibuk. Lalu tamu B kembali menawarkan bagaimana jika bulan Maret ? Maka…dengan sangat terpaksa para professor menerimanya, sebab pantang bagi mereka untuk menolak yang ketiga kalinya.

Saya baru mengetahui bahwa apabila orang Jepang sudah menyatakan keberatan (penolakan dua kali) maka itu artinya mereka benar-benar tidak bisa (menolak, enggan), setelah salah seorang professor menjelaskannya. Tetapi orang asing (tamu) kadang-kadang tidak memahami ini dan tetap menggebu-gebu ingin berkunjung. Sedangkan bagi orang Jepang, tamu harus dihormati seperti raja. Mereka harus dijamu dengan makanan yang serba enak, disiapkan penginapan yang layak, dan diajak plesir. Inilah yang menyita waktu. Tugas-tugas mengerjakan penelitian dan mempersiapkan paper-paper menjadi terhambat karena harus menemani tamu wawancara dan mengunjungi sekolah-sekolah.

Saya merasakan perbedaannya dengan Indonesia. Di Indonesia dulu, biasanya tamu-tamu yang akan berkunjung ke sekolah akan diltemani oleh dosen-dosen muda (asisten dosen), tetapi di Jepang, mengunjungi sekolah bukanlah pekerjaan yang gampang dengan hanya menelepon kepala sekolah kemudian menyatakan ingin berkunjung. Untuk sekolah-sekolah publik/negeri diperlukan prosedural dan birokrasi yang cukup panjang dan ini biasanya hanya bisa dilakukan oleh dosen-dosen senior yang pernah berhubungan langsung dengan sekolah tersebut (misalnya memberikan kuliah di sana) atau mengenal salah satu personal di educational board. Saya pikir prosedural ini sama dengan Indonesia atau negara lain.

Lalu, tidak hanya acara berkunjung yang harus mematuhi unggah-ungguh Japanese, tetapi servis yang menurut orang Jepang harus diberikan kepada tamu hingga makan malam. Dan biasanya professor harus merogoh kocek pribadinya termasuk untuk saya dan teman yang bertugas sebagai interpreter :D Ini yang membuat professor-professor bisa bangkrut jika setiap bulan ada saja tamu yang berkunjung.

Yang menggelikan lagi terkait dengan masalah jamuan di restoran adalah kebiasaan makan orang Jepang yang tidak dipahami oleh tamu asing. Biasanya professor akan menanyakan apa yang bisa dan mau kita makan, terkait dengan kehalalannya. Dan karena bagi sebagian orang asing, ikan mentah dan sushi adalah makanan khas Jepang, maka biasanya jamuan makan malam akan berlangsung di restoran sushi atau ikan yang lumayan memuaskan makanannya. Tetapi seperti biasa, porsi makanan yang disajikan tidak sebanding dengan harganya, seperti misalnya sashimi. Biasanya hanya 10-15 irisan ikan, atau menu-menu ikan yang disajikan dalam cawan-cawan kecil yang dipesan hanya 2-3, dengan maksud dimakan bersama-sama. Makanan-makanan ini harus dinikmati sambil minum dan dimakan pelan-pelan, karena diselingi dengan percakapan. Lalu, setelah ini habis datanglah menu kedua, ketiga, dan seterusnya hingga menu nasi secawan kecil dan terakhir makanan penutup.

Bagi orang asing yang terbiasa makan cepat dan segera ingin cepat bersendawa tanda kekenyangan :D biasanya agak sulit mengikuti ritme ini, sehingga kadang-kadang dalam percakapan bahasa Jepang yang tidak dipahami oleh si tamu, para professor tersebut menyindir pola makan tersebut, dan tentu saja mereka agak bingung untuk memesan makanan lagi sebab semakin akan menguras isi dompet .

Yang kedua, makan sambil mengecap (bunyi cap-cap dan mulut tidak tertutup) adalah tidak sopan bagi orang Jepang, sehingga usahakan ketika mengunyah makanan mulut harus tertutup, dan jika hendak bicara jangan sambil makan. Habiskan dulu makanan di dalam mulut kemudian berbicaralah. Minum sup atau menyeruput soba/udon (mie Jepang) perlu dengan mengeluarkan bunyi. Bisanya orang Jepang memahami orang asing yang tidak bisa melakukan ini (saya termasuk).

Saya biasanya punya trik supaya bisa mengikuti ritme makan orang Jepang. Pertama, saya akan menanyakan jenis makanan yang disajikan, apa namanya, bahannya apa dan terkenal di daerah mana ? Ini akan memperpanjang waktu bercakap dan membuat kita juga perlu makan pelan-pelan sebab sambil mendengarkan pembicaraan. Lalu, setelah sendokan pertama, ucapkanlah “oishii” (enak). Tetapi karena sekarang makin banyak perbendaharaan makanan yang saya ketahui, maka trik ini jarang saya pakai lagi :D Lalu,sebagai gantinya saya minum banyak kali, atau memutar-mutar mangkuk/cawan dan mencoba membaca-baca tulisan kanji yang ada di situ .

Saya perhatikan pula orang Jepang tak terbiasa mengingatkan kalau seorang asing melakukan kesalahan atau hal yang menurut mereka tak baik. Juga sangat sulit untuk menyuruh kita dengan kata “tolong” apabila kita sama-sama repot. Saya berkali-kali merasakan hal ini ketika professor hendak meminta tolong tetapi saya tidak bisa menangkap jelas bahwa dia benar-benar mengucapkan kata tolong (kudasai, onegai). Maka saya biasanya membaca kondisi ini dengan menyimak penjelasannya tentang skedulnya hari itu, dan kemudian menyodorkan diri kalau-kalau saya diperlukan.

Hal yang juga merupakan penyakit dan tidak hanya bagi orang Jepang barangkali adalah membalas budi. Sudah menjadi hal yang universal bahwa apabila kita sudah mendapat kebaikan dari orang lain, maka sangat sulit untuk menolak permintaan orang tersebut. Demikianlah yang dialami oleh professor-professor saya. Sehingga seperti sebuah hubungan yang timbal balik yang berlaku alami, kedua belah pihak saling berinteraksi. Perbedaannya adalah, orang Jepang merasa sangat tertekan dengan kedatangan tamu sebab mereka beranggapan harus melayaninya dengan pelayanan yang sempurna, dan merasa sangat malu jika tak dapat melakukan hal itu, sementara orang Indonesia atau bangsa lain menganggap tamu akan membawa keberkahan, dan lebih cenderung melayani tamu Jepang dengan apa adanya (apa yang ada di rumah). Ini bisa kita amati bahwa orang Indonesia dengan mudahnya menawarkan penginapan di rumahnya dan orang Jepang sangat jarang yang menawarkan hal serupa.

Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/1878493-sopan-santun-orang-jepang-yang/#ixzz1bn9h0k2X

Hal Unik Orang-Orang Jepang *INDONESIA HARUS CONTOH

Ehem... saya bukan benci Indonesia... tapi saya ingin Indonesia bisa jadi lebih baik dan mencontoh orang-orang yang baik, seperti orang Jepang
walaupun Jepang pernah jajah Indonesia,, tapi untuk masalah sifat,, ada beberapa yang wajib kita tiru dari sifat orang Jepang dan juga ada beberapa fakta unik, haio baca buat nambah-nambah ilmu

*potret orang Jepang


Sifat Orang Jepang :

-Orang Jepang menghargai jasa orang lain. Hal ini dibuktikan dengan ringannya mereka dalam mengatakan arigatoo (terima kasih) ketika mendapat bantuan orang lain dan tidak menganggap remeh jerih payah orang lain meskipun bantuan itu tidak seberapa.

-Orang Jepang menghargai hasil pekerjaan orang lain, dilambangkan dengan ucapan otsukaresamadeshita (maaf, Anda telah bersusah payah).

-Perlunya setiap orang harus berusaha, dilambangkan dengan ucapan ganbatte kudasai (berusahalah!).

-Orang Jepang punya semangat yang tidak pernah luntur, tahan banting, dan tidak mau menyerah oleh keadaan yang terkenal dengan semangat bushido (semangat kesatria). Pada dasarnya, semangat Jepang sangat dipengaruhi oleh semangat bushido yang sangat asketik, berdisiplin tinggi, dan menjunjung tinggi kode etik dan tata krama dalam kehidupan.

-Jepang adalah bangsa yang sangat menghargai tradisi dan memegang teguh kebudayaan yang telah diwariskan oleh pendahulunya.

-Kehausan yang tak pernah puas akan pengetahuan. Dalam arti bangsa Jepang tidak akan pernah puas atas ilmu yang telah mereka dapatkan. Mereka berusaha untuk mencari ilmu baru yang belum mereka kuasai.

-Mereka juga mengagungkan tamu, dengan prinsip mereka “tamu adalah raja”

-Perasaan tentang 4 Musim (Orang Jepang amat sangat memperhatikan musim dan menggunakan segala yang terbaik dari musim itu untuk dinikmati)

-Ramah,meskipun ada sedikit perasaan diskriminasi, pasti tidak dikeluarkan

-Kebudayaan makanan yang beragam (Karena musim tadi, maka jenis makanan juga beragam dan INDAH)

-Tata Krama (sugoi… hebat memang semua ada tata krama nya)

-Tahu balas budi (girigatai) hmmm ini agak sulit diterjemahkan. Jadi orang Jepang pasti akan membalas kebaikan yang diterima dan tidak akan lupa. Loyal. sekali dibaiki orang tidak akan melupakan orang itu.

-Perhatian
-Merasa sayang untuk membuang barang. Jadi pasti akan memikirkan apalagi yang bisa dibuat dari bahan yang dibuang itu— ini bagus untuk lingkunganya

-Mendetil memperhatikan hal yang kecil-kecil termasuk mengucapkan terima kasih berkali2 pada waktu bertemu…

-Mengekspresikan sesuatu tidak langsung (ambigu) (muter-muter jadi sulit dimengerti…gag langsung to the point)

-Percaya/Dipercaya

-Mengetahui sense/rasa dengan detil

-Elegan/Anggun (hmmmm…..)

-Manner waktu makan bagus.

-Punya budaya baca yang keren dan patut ditiru. Jangan kaget kalau kalian datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca.

-Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Contoh banyak mentri, politikus, dsb akan relah “mengundurkan diri” kalau ketahuan korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin ke anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau enggak naik kelas. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum. *yang bunuh diri engga boleh di ikutin !! Tapi budaya malunya boleh*

-Hidup Hemat. Orang Jepang punya sikap anti konsumerisme.

-Suka Kerjasama. Orang Jepang dari pada hidup individual,, mereka lebih senang bekerja sama. Mereka engga ingin menonjol sendirian,,

-Taat peraturan. Contoh peratutan lalu lintas adalah suatu contoh nyata. Orang Jepang lebih senang memilih memakai jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan raya. terus kalo pada mau beli karcis, mereka rela ngantri dan gag akan main sodok menyodok

Yang Unik di Jepang
-Di Jepang, angka “4″ dan “9″ tidak disukai, sehingga sering tidak ada nomer kamar “4″ dan “9″. “4″ dibaca “shi” yang sama bunyinya dengan yang berarti “mati”, sedang “9″ dibaca “ku”, yang sama bunyinya dengan yang berarti “kurushii / sengsara.

-Orang Jepang suka angka “8″. Harga-harga barang kebanyakan berakhiran “8″. Susu misalnya 198 yen. Tapi karena aturan sekarang ini mengharuskan harga barang yang dicantumkan sudah harus memasukkan pajak, jadi mungkin kebiasaan ini akan hilang. (Pasar = Yaoya = tulisan kanjinya berbunyi happyaku-ya atau toko 800).

-Kalau musim panas, drama di TV seringkali menampilkan hal-hal yang seram (hantu).

-Cara baca tulisan Jepang ada dua style : yang sama dengan buku berhuruf Roman alphabet huruf dibaca dari atas ke bawah, dan yang kedua adalah dari kolom paling kanan ke arah kiri. Sehingga bagian depan dan belakang buku berlawanan dengan buku Roman alphabet (halaman muka berada di “bagian belakang”).

-Tanda tangan di Jepang hampir tidak pernah berlaku untuk keperluan formal, melainkan harus memakai hanko/inkan/ cap. Jadi satu orang kadang memiliki beberapa jenis inkan, untuk berbagai keperluan. Jitsu-in adalah inkan yang dipakai untuk keperluan yang sangat penting, seperti beli rumah, , dsb.

- Kalau kita membubuhkan tanda tangan, kadang akan ditanya orang Jepang: ini bacanya bagaimana ? Kalau di Jepang saat diperlukan tanda tangan (misalnya di paspor, dsb.) umumnya menuliskan nama mereka dalam huruf Kanji, sehingga bisa terbaca dengan jelas. Sedangkan kita biasanya membuat singkatan atau coretan sedemikian hingga tidak bisa ditiru/dibaca oleh orang lain.

-Acara TV di Jepang didominasi oleh masak memasak.

-Fotocopy di Jepang self-service, sedangkan di Indonesia di-service.

-Jika naik taxi di Jepang, pintu dibuka dan ditutup oleh supir. Penumpang dilarang membuka dan menutupnya sendiri.

-Pernah nggak melihat cara orang Jepang menghitung “satu”, “dua”, “tiga”…. dengan jari tangannya ? Kalau kalian perhatiin, ada perbedaan dengan kebiasaan orang Indonesia. Orang Indonesia umumnya mulai dari tangan dikepal dan saat menghitung “satu”, jari kelingking ditegakkan. Menghitung “dua”, jari manis ditegakkan, dst. Kalau orang Jepang, setahu saya, kebalikannya. Mereka selalu mulai dari telapak tangan terbuka, dan cara menghitungnya kebalikan orang Indonesia. Saat bilang “satu”, maka jarinya akan ditekuk/ditutupkan ke telapak tangan.

-Sepeda tidak boleh dipakai boncengan, kecuali yang memboncengkannya berusia lebih dari 16 tahun dan anak yang diboncengkan berusia kurang dari satu tahun dan hanya seorang saja yang diboncengkan. Bila dilanggar, dendanya maksimal 20 ribu yen.

-Kalo naik eskalator di Tokyo, kita harus berdiri di sebelah kiri, karena sebelah kanan adalah untuk orang yang terburu-buru. Jangan sekali-kali berdiri di kanan kalo kita ga langsung naik.

-Pacaran di Jepang sungguh hemat, traktir2an bukan budaya pacaran Jepang. Jadi selama belum jadi suami-istri, siapin duit buat bayar sendiri-sendiri.

-Nganter jemput pacar juga bukan budaya orang Jepang. Kalo mau ketemuan, ya ketemuan di stasiun.

-Jangan pernah sekali-kali bilang ke orang jepang : “Gue maen ke rumah lu ya”. Karena itu dianggap ga sopan. Ke rumahnya cuma kalo udah diijinin.

-“Aishiteru” yang berarti aku cinta kamu, jarang dipake sama orang pacaran, kecuali kalo mereka bener-bener udah mau nikah. Biasanya mereka make “Daisuki desu” buat ngungkapin kalo mereka sayang sama pacarnya.

-Sebelum bepergian, biasanya orang Jepang selalu ngecek ramalan cuaca. Dan 90% ramalan cuaca itu akurat. Itu sebabnya kalo ada orang bawa payung, pasti kita bakal liat orang yang lainnya lagi bawa payung juga. Dan perempatan Shibuya adalah tempat yang paling menarik ketika hujan, karena dari atas kita akan melihat lautan payung yang berwarna-warni.

-Bunga sakura adalah bunga yang spesial di Jepang, karena bunganya hanya tumbuh 2 minggu selama setahun. Ketika tumbuh, bunganya memenuhi seluruh pohon, tanpa daun. Setelah 2 minggu, ga ada satupun bunga sakura, yang ada hanyalah daun-daun hijau, tanpa bunga, dan jadi ga menarik lagi.

-Di Indonesia, kita bakal dapet duit kalo kita ngejual barang bekas kita ke toko jual-beli. Tapi di Jepang, kita malah harus bayar kalo mau naro barang kita di toko jual-beli. Itulah sebabnya kenapa orang Jepang lebih milih ninggalin TV bekas mereka gitu aja kalo mo pindah apartemen.

-Di perempatan jalan Kyoto, perempatan jalan yang kecil, ga ada mobil sama sekali, tapi ada lampu merah, pejalan kaki selalu berhenti ketika lampu tanda pejalan kaki menunjukkan warna merah. Mereka santai aja, baca koran, ngobrol, ngerokok, dan kemudian jalan lagi ketika lampu sudah hijau. Padahal ga ada mobil yang lewat satupun. Mungkin kalo mereka ngelanggar peraturan juga ga akan celaka.

-Mereka ga percaya Tuhan (mayoritas atheis), tapi mereka bisa disiplin dan taat sama peraturan. Dan dari referensi saudara saya di Jepang, Orang Jepang punya filosofi, "kane wa omae no kami" yang artinya Tuhan mu adalah uangmu. Mungkin karena itu negara mereka maju. Entahlah.

-Terakhir, walau mereka punya banyak production house film panas , Tau kan? Maria Ozawa, Sora Aoi, Rin Sakuragi, dll sampai ga kehitung, Negara mereka tetap bermoral dan sangat maju. Ga kaya Indonesia yang melarang pornografi dengan adanya MUI dan FPI kan?
Oke, bukan saya menyuruh Indonesia untuk membuat prod house film panas, Tapi bisa diliat, orang Jepang tetap bermoral karena pribadi sumber daya manusia nya yang amat sangat bagus. Mereka ga gampang tergoda dan menyerah. Berjiwa seorang samurai.
Mungkin jiwa seorang ksatria inilah yang patut ditiru.

Berapa standar gaji orang jepang?

Table standar gaji dan range umur orang Jepang:
umur yen/bln rupiah/bulan
18-19 : 168,200 : 13,456,000
20-24 : 201,600 : 16,128,000
25-29 : 240,700 : 19,256,000
30-34 : 291,000 : 23,280,000
35-39 : 344,000 : 27,520,000
40-44 : 386,900 : 30,952,000
45-49 : 411,900 : 32,952,000
50-54 : 411,900 : 32,952,000
55-59 : 397,400 : 31,792,000
60-64 : 294,600 : 23,568,000
Farid Suryadi: Berapa rata rata Gaji Orang Jepang ?, menulis dengan detail mengenai rata-rata gaji orang Jepang. Dan banyak cerita mengenai seputar kehidupannya di Jepang.
Fakta-fakta:
GNP Jepang: US$ 35.560, GNP Indonesia: US$ 710, GNP Malaysia: US$ 3500 Satu dari sepuluh orang orang Jepang sudah pernah melakukan perjalanan luar negeri. Beasiswa Monbukagakusho sebesar 175,000 Yen itu berada di bawah rata rata UMR di negara ini. Orang Jepang termasuk yang berpenghasilan tertinggi di dunia tapi mereka merasa bahwa level hidup mereka ada tingkat menengah.

Budaya kerja orang Jepang

Dari segi pemerintahan, sebelum terjadi perang negara Jepang telah memiliki partai-partai politik yang mencerminkan kepemimpinan demokratis yang dianutnya. Tapi ciri-ciri dan sifat-sifat kepemimpinan politik Jepang sesudah perang sangat sulit untuk dinilai. Tradisi maupun praktek kehidupan Jepang sedikit sekali menekankan pada “pemimpin-pemimpin” secara individual dan “kepemimpinan” dibanding dengan kultur Barat
Kecenderungan ini diperkuat oleh sifat multi-faksi dari kepemimpinan partai politiknya, dan besarnya peranan komite dan teknik-teknik, konsensus lainnya dalam pembuatan keputusan.
Suatu penelitian tentang penunjukan dari pembentukan kabinet-kabinet konservatif akhir-akhir ini akan menunjukkan pengaruh perang, kekalahan perang, dan pendudukan Amerika terhadap sifat kepemimpinan politik Jepang sesudah Perang Dunia II. Tokoh-tokoh militer dan wakil-wakil dari lingkungan istana dan aristokrat yang begitu kuat berpengaruh dalam kabinet sebelum perang sekarang tidak muncul lagi. Di antara kelompok elite sebelum perang, hanya politisi partai, birokrat, dan wakil-wakil dunia usaha yang masih tetap memegang posisi. Beban kekalahan perang, pembersihan yang didorong oleh Amerika atas unsur-unsur militer dan ultra-nasionalis dari jabatan-jabatan pemerintahan, dan diberlakukannya Konstitusi baru secara serempak telah menyingkirkan pemimpin-pemimpin tradisional dari jabatannya; akibat kekosongan kepemimpinan itu muncullah muka-muka baru di kalangan puncak partai-partai konservatif, yang sebagian besar masih tetap berada di tempatnya sampai sekarang. ( Sumber buku Perbandingan Pemerintahan Karya Dede Mariana )
Sedangkan bila dilihat dari segi kebudayaannya, kepemimpinan Jepang dikenal memiliki etos kerja yang sangat baik dalam memajukan negara atau organisasi yang berada di dalamnya. Diambil dari sumber yang ditulis oleh Ahmad Kurnia dari buku karya ANN WAN SENG, “RAHASIA BISNIS ORANG JEPANG (Langkah Raksasa Sang Nippon Menguasai Dunia)” diceritakan setelah bom atom Amerika menghunjam Hiroshima dan Nagasaki yang merupakan jantung kota Jepang tahun 1945, semua pakar ekonomi saat itu memastikan Jepang akan segera mengalami kebangkrutan. Namun, dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun, Jepang ternyata mampu bangkit dan bahkan menyaingi perekonomian negara yang menyerangnya. Terbukti, pendapatan tahunan negara Jepang bersaing ketat di belakang Amerika Serikat. Apalagi di bidang perteknologian, Jepang menjelma menjadi raksasa di atas negara-negara besar dan berkuasa lainnya. Dengan segala kekurangan secara fisik, tidak fasih berbahasa Inggris, kekurangan sumber tenaga kerja, dan selalu terancam bencana alam rupanya tidak menghalangi mereka menjadi bangsa yang dihormati dunia.
Dahulu Jepang bukanlah negara maju yang patut diperhitungkan dan ditakuti di dunia. Tapi siapa yang menyangka bahwa setelah mengalami kehancuran yang dahsyat pada Perang Dunia II dengan dijatuhkannya bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang mampu bertahan dan bahkan bangkit dengan kekuatan yang sangat luar biasa menjadi suatu negara maju di kawasan Asia Timur, dan mampu menempatkan negara dalam posisinya dalam jajaran negara-negara dengan perekonomian terkuat di dunia. Hal ini dibuktikan pada pertengahan era 1990-an, Product National Bruto (PNB) Jepang mencapai US$ 37,5 miliar atau 337,5 triliun rupiah, yang sekaligus menempatkan Jepang pada posisi ke-2 setelah Swiss yang memiliki PNB tertinggi di dunia. Selain itu Jepang merupakan negara yang tidak memiliki utang luar negeri. Jepang dikenal sebagai negara yang mempunyai banyak kekurangan antara lain dari segi fisik orang Jepang rata-rata berpostur kecil, wilayah teritorial yang sempit, dari segi tata letak geografis negara Jepang terletak di jalur lempeng pergeseran kerak bumi yang berpotensi rawan gempa bumi, sumber daya alam yang terbatas, dan masih banyak kekurangan yang lain. Tapi mengapa negara dengan banyak kekurangan ini mampu bertahan dan bangkit menjadi negara maju didunia? Apa keajaiban yang terjadi?
Jepang adalah negara yang tidak memiliki hasil dan sumber daya alamnya sendiri. Oleh karena itu, Jepang bergantung pada sumber-sumber dari negara lain. Negara tersebut tidak hanya mengimpor minyak bumi, biji besi, batu arang, kayu, dan sebagainya. Bahkan, hampir delapan puluh lima persen sumber tenaganya berasal dari negara lain. Hasil pertanian Jepang adalah yang tertinggi di dunia. Selain itu, Jepang juga mengimpor tiga puluh persen bahan makanan dari negara lain untuk memenuhi konsumsi makanan penduduknya. Namun, di Jepang pertanian masih menjadi sektor utama meskipun telah dikenal sebagai negara industri yang maju. Dengan kondisi tersebut bagaimana atau apa yang menjadi rahasia sehingga Jepang bisa menjadi penguasa ekonomi nomor satu didunia?
Mengapa negara Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, Singapura, dan Indonesia tidak dapat menjadi seperti Jepang? Apakah karakter bangsa Jepang tidak dimiliki bangsa lain? Padahal, berdasarkan ciri fisik dan keadaan geografis, setengah negara tersebut yang lebih baik daripada Jepang. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menjelaskan hal tersebut. Objek penelian adalah pada sistem penggajian, etos dan budaya kerja orang Jepang. Pada dasarnya, etos dan budaya kerja orang Jepang tidak jauh beda dengan bangsa Asia lainnya. Jika mereka disebut pekerja keras, maka bangsa Cina, Korea dan bangsa Asia lainnya juga pekerja keras. Namun, mengapa bangsa Jepang yang lebih berhasil dan maju dibandingkan dengan bangsa Asia lainnya?
Dalam sistem pengelolaan organisasi bisa dibilang organisasi Jepang berbeda dengan sistem pengelolaan organisasi yang dianut oleh bangsa maju lainnya seperti Amerika. Perbedaan inilah yang membuat organisasi Jepang menjadi unik tapi banyak dicontoh oleh negara-negara berkembang di dunia. Dalam organisasi Jepang pengelola berawal dari posisi bawahan, oleh karena itu pengelola organisasi Jepang lebih akrab dan memahami bawahannya. Sikap terus terang mengurangi konflik antara pihak pengelola dan bawahan. Tim kerja merupakan pondasi dasar dalam organisasi Jepang untuk membentuk interaksi antara anggota tim dan bawahan. Fakta-fakta menarik yang yang dapat kita amati dari sistem pengelolaan organisasi Jepang antara lain: bangsa Jepang lebih suka mengaitkan diri mereka sebagai anggota organisasi dan perkumpulan tertentu jika memperkenalkan diri daripada memperkenalkan diri berdasarkan asal negara dan keturunannya. Mereka bangga jika dikaitkan dengan organisasi besar dan berprestasi, tempat mereka bekerja. Kemauan bangsa Jepang menjadi hamba organisasinya merupakan faktor kesuksesan negara itu menjadi penguasa besar dalam bidang ekonomi dan industri. Sikap ini ditunjukkan dengan cara mengorbankan pendapat pribadi, masa istirahat, gaji dan sebagainya untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan organisasinya. Sikap ini berbeda dengan bangsa barat yang memberikan ruang sebesar-besarnya kepada anggota organisasi untuk berpendapat dn mengemukakan pandangan. Dalam sistem pengelolaan Jepang ini individu tidak penting jika dibandingkan dengan perkumpulan dan organisasi.
Orang Jepang sanggup berkorban dengan bekerja lembur tanpa mengharap bayaran. Mereka merasa lebih dihargai jika diberikan tugas pekerjaan yang berat dan menantang. Bagi mereka, jika hasil produksi meningkat dan perusahaan mendapat keuntungan besar, secara otomatis mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal. Dalam pikiran dan jiwa mereka, hanya ada keinginan untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin dan mencurahkan seluruh komitmen pada pekerjaan. Pada tahun 1960, rata-rata jam kerja pekerja Jepang adalah 2.450 jam/tahun. Pada tahun 1992 jumlah itu menurun menjadi 2.017 jam/tahun. Namun, jam kerja itu masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata jam kerja di negara lain, misalnya Amerika (1.957 jam/tahun), Inggris (1.911 jam/tahun), Jerman (1.870 jam/tahun), dan Prancis (1.680 jam/tahun). Ukuran nilai dan status orang Jepang didasarkan pada disiplin kerja dan jumlah waktu yang dihabiskannya di tempat kerja (hlm.70). Keadaan ini tentu sangat berbeda dengan budaya kerja orang Indonesia yang biasanya selalu ingin pulang lebih cepat. Di Jepang, orang yang pulang kerja lebih cepat selalu diberi berbagai stigma negatif, dianggap sebagai pekerja yang tidak penting, malas dan tidak produktif. Bahkan istri-istri orang Jepang lebih bangga bila suami mereka ”gila kerja” bukan ”kerja gila”. Sebab hal itu juga menjadi pertanda suatu status sosial yang tinggi.
Keberhasilan Jepang mempertahankan statusnya sebagai “Bapak Naga Asia” banyak dibantu oleh budaya kerja dan perdagangan rakyatnya. Agar produk mereka mampu bersaing di dunia Internasional, Jepang tidak hanya memperbaiki dan meningkatkan kualitas produknya, melainkan juga menciptakan berbagai barang lain yang diperlukan konsumen baik ditingkat mikro maupun makro. Sehingga perusahaan Jepang bersedia menghabiskan jutaan rupiah (sekitar 45 persen dari anggaran belanjanya) untuk membiayai penelitian dan pengembangan dalam rangka meningkatkan inovasi dan mutu produk. Selain itu mereka juga meletakkan kepercayaan dan jaminan kualitas sebagai aset terpenting pemasaran dan perdagangan. Tidak salah beberapa produknya menduduki posisi pertama dan menjadi pilihan konsumen karena lebih ekonomis, bermutu, mudah digunakan dan memiliki berbagai fungsi. Seperti Matsushita yang merupakan contoh terbaik perusahaan yang berhasil memecahkan dominasi dan monopoli perusahaan Barat. Begitu juga Walkman produk Sony yang menimbulkan fenomena luar biasa dikalangan remaja pada era 1980-an. Produk itu juga mencetuskan revolusi baru dalam perkembangan elektronik dan audio visual.
Sikap patriotisme bangsa Jepang juga menjadi salah satu faktor yang membantu keberhasilan ekonomi negaranya. Bangsa Jepang bangga dengan produk buatan negeri sendiri. Mereka juga menjadi pengguna utama produk lokal dan pada saat yang sama juga mencoba mempromosikan produk made in Japan ke seluruh dunia dari makanan, teknologi sampai tradisi dan budaya. Dimana saja mereka berada bangsa Jepang selalu mempertahankan identitas dan jatidiri mereka.
Minat dan kecintaan bangsa Jepang terhadap ilmu membuat mereka merendahkan diri untuk belajar dan memanfaatkan apa yang telah mereka pelajari. Mereka menggunakan ilmu yang diperoleh untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan produk Barat demi memenuhi kepentingan pasar dan konsumen. Bangsa Jepang memang pintar meniru tetapi mereka memiliki daya inovasi yang tinggi. Pihak Barat memakai proses logika, rasional dan kajian empiris untuk menghasilkan sebuah inovasi. Namun bangsa Jepang melibatkan aspek emosi dan intuisi untuk menghasilkan inovasi yang sesuai dengan selera pasar.
Untuk melancarkan urusan pekerjaanya, orang Jepang memegang teguh prinsip tepat waktu dengan tertib dan disiplin, khususnya dalam sektor perindustrian dan perdagangan. Kedua elemen itu menjadi dasar kemakmuran ekonomi yang dicapai Jepang sampai saat ini. Seperti pahlawan dalam cerita rakyat Jepang, si samurai buta Zatoichi, Jepang harus memastikan segala-galanya, termasuk rakyatnya, senantiasa bergerak cepat menghadapi perubahan disekelilingnya. Jika semuanya berhenti bergerak, maka ekonomi Jepang akan runtuh seperti Zatoichi yang luka dan mati karena gagal mempertahankan diri dari serangan musuh. Karena ia tidak bergerak dan hanya dalam keadaan statis.
Untuk itu, tidak ada alasan bagi Indonesia tidak bisa menjadi seperti Jepang. Indonesia memiliki sumber alam melimpah dari pada Jepang, tenaga manusia murah, infrastruktur yang baik, dan kedudukan geografis yang strategis. Tergantung kemauan, komitmen dan langkah pasti pemerintah serta masyarakatnya dalam mengaplikasikan formula ekonomi yang ampuh tersebut. Jika bangsa Jepang bisa melakukannya, maka tidak ada alasan untuk kita gagal melaksanakannya. Kekuasaan ada ditangan kita dan bukan terletak pada negara.
Namun sebelumnya, ada beberapa etos kerja dan budaya kerja bangsa Jepang yang bisa kita ketahui yang didapat dari http://suasanasegar71.multiply.com :
● Masyarakat Jepang tidak peduli pada agama.
Jika dibandingkan dengan masyarakat Indonesia, perbedaan yang paling besar antara masyarakat Jepang dengan Indonesia adalah masyarakat Jepang tidak peduli pada agama.
Dalam undang-undang dasar Jepang, pemerintah tidak boleh ikut campur dalam urusan agama. Dilarang keras memakai anggaran negara untuk hal-hal agama. Dalam pasal 20 tertulis bahwa semua lembaga agama tidak boleh diberi hak istimewa dari negara dan tidak boleh melaksanakan kekuatan politik, negara dan instansinya tidak boleh melakukan kegiatan agama dan pendidikan agama tertentu. Dan dalam pasal 89 tertulis bahwa uang negara tidak boleh dipakai untuk lembaga agama.
Maka di Jepang tidak ada ruangan untuk sembahyang seperti mushala di instansi negara (termasuk sekolah), tidak ada Departmen Agama, tidak ada sekolah agama negara (seperti IAIN di Indonesia).
Menurut beberapa penelitian, sekitar 70% orang Jepang menjawab tidak memeluk agama. Terutama, pemuda Jepang sangat tidak peduli agama. Pada tahun 1996, mahasiswa Jepang yang mempercayai agama tertentu hanya 7.6%. Orang Jepang tidak peduli orang lain agamanya apa, dan kalau dia mempercayai agama tertentu, biasanya dia tidak suka memamerkan agamanya sendiri. Orang Jepang tidak ikut campur urusan pribadi orang lain, dan masalah agama dianggap sebagai urusan pribadi.
Di Jepang pernah ada Perdana Menteri yang memeluk agama Kristen, namanya Ohira Masayoshi. Masa jabatannya dari tahun 1978 sampai 1980. Memang jumlah orang Kristen cuma 1% dari penduduk Jepang, tapi sama sekali tidak menjadi masalah dan sama sekali tidak mempengaruhi kebijakannya. Hal itu tidak dikatakan karena toleransi pada agama, lebih tepat disebut karena ketidakpedulian orang Jepang pada agama.
● Etika orang Jepang tidak berdasar atas agama
Robert N Bellah, menerbitkan buku berjudul Tokugawa Religion: The Cultural Roots of Modern Japan (1957) menganalisis kemajuan Jepang berdasar teori Max Weber yaitu Die Protestantische Ethik und der “Geist” des Kapitalismus (1905), menjelaskan peranan nilai agama pramodern itu dalam proses modernisasi. Bellah mengatakan ajaran “Sekimon shingaku” (Ilmu moral oleh ISHIDA Baigan) itu memerankan sebagai etos untuk modernisasi ekonomi. Selain itu, ada yang menilai ajaran salah satu sekte Buddha Jepang Jodo Shinshu sebagai etos seperti Protestan. Tentu saja ajaran-ajaran itu mementingkan kerja keras, mirip dengan ajaran Puritanisme (memang Islam juga). Di Jepang modernisasi di dalam bidang ekonomi dilakukan oleh pemerintah Meiji. Ideologi pemerintah Jepang adalah Shinto versi negara. Jadi, teori Max Weber tidak bisa diterapkan kepada Jepang. Di Jepang tidak ada agama yang mendorong proses kapitalisme.
Jepang dipenuhi dengan porno, dilimpah dengan tempat judi, orang Jepang suka sekali minum minuman keras. Tetapi pada umumnya orang Jepang masih berdisiplin, bekerja keras, masyarakat Jepang sedikit korupsi, lebih makmur, tertib, efisien, bersih dan aman (setidak-tidaknya tidak terjadi konflik antar agama) daripada Indonesia. Bagi orang Jepang, porno, judi, minuman keras, semua hanya sarana hiburan saja untuk menghilangkan stres. Kebanyakan orang Jepang tidak sampai adiksi/kecanduan.
Kalau begitu, etika orang Jepang berdasar atas segala sesuatu yang dianggap menguntungkan. Semua hal pasti di kerjakan, biarpun itu berbau porno asalkan senang dan mendatangkan keuntungan
● Etika orang Jepang : etika demi komunitas
Etika orang Jepang itu, tujuan utamanya membentuk hubungan baik di dalam komunitas. Kebesaran komunitas bergantung pada situasi dan zaman. Negara, desa, keluarga, perusahaan, pabrik, kantor, sekolah, partai, kelompok agama, tim sepak bola dll, bentuknya apapun, orang Jepang mementingkan komunitas termasuk diri sendiri. Sesudah Restorasi Meiji, pemerintah Meiji sangat menekankan kesetiaan pada negara. Sesudah perang dunia kedua, objek kesetiaan orang Jepang beralih pada perusahaan.
Tindakan pribadi dinilai oleh mendorong atau merusak rukun komunitas. Maka misalnya minum minuman keras juga tidak dimasalahkan, bahkan minum bersama diwajibkan untuk mendorong rukun komunitas.
Ajaran agama juga digunakan untuk memperkuat etika komunitas ini. Sedangkan Semitic monoteisme (agama Yahudi, Kristen dan Islam) mengutamakan Allah daripada komunitas, dan memisahkan seorang sebagai diri sendiri dari komunitas. Jadi Pemerintahan Tokugawa melarang Kristen. Tentu saja agama Buddha juga mengutamakan Kebenaran Darma daripada komunitas, tetapi ajaran sisi seperti itu ditindas. Sementara Konfusianisme sengat cocok dengan etika demi komunitas ini. Tetapi, orang Jepang tidak mengorbankan sendiri tanpa syarat demi komunitas. Hal ini jelas terutama di dalam etos kerja orang Jepang.
Etos kerja seperti itulah yang membuat kepemimpinan perusahaan Jepang yang besar membentuk 3 sistem :
(1). Sistem ketenagakerjaan sepanjang hidup, yakni perusahaan biasanya tidak putus hubungan kerja.
(2). Sistem kenaikan gaji sejajar umur, yakni perusahaan menaikan gaji pekerjanya tergantung umur mereka.
(3). Serikat pekerja yang diorganisasi menurut perusahaan, yakni, berbeda dengan pekerja yang diorganisasi menurut jenis kerja, semua pekerja sebuah perusahaan, jenis kerja apapun, diorganisasi satu serikat pekerja.
Oleh ketiga sistem ini, pekerja menganggap dirinya kuat sebagai anggota perusahaannya dan merasa kesetiaan kepada perusahaannya. Di atas ketiga sistem ini, etos kerja dan budaya kerja orang Jepang berkembang. Kenyataannya, ketiga sistem ini dibentuk hanya di perusahaan besar, tidak ada di perusahaan kecil. Tetapi ketiga sistem ini menjadi teladan bagi perusahaan kecil juga.

Ciri-ciri etos kerja dan budaya kerja orang Jepang adalah,
1. Bekerja untuk kesenangan, bukan untuk gaji saja. Tentu saja orang Jepang juga tidak bekerja tanpa gaji atau dengan gaji yang rendah. Tetapi kalau gajinya lumayan, orang Jepang bekerja untuk kesenangan. Jika ditanya “Seandainya anda menjadi milyuner dan tidak usah bekerja, anda berhenti bekerja ?”, kebanyakan orang Jepang menjawab, “Saya tidak berhenti, terus bekerja.” Bagi orang Jepang kerja itu seperti permainan yang bermain bersama dengan kawan yang akrab. Biasanya di Jepang kerja dilakukan oleh satu tim. Dia ingin berhasil dalam permainan ini, dan ingin menaikkan kemampuan diri sendiri. Dan bagi dia kawan-kawan yang saling mempercayai sangat penting. Karena permainan terlalu menarik, dia kadang-kadang lupa pulang ke rumah. Fenomena ini disebut “work holic” oleh orang asing. 2. Mendewakan langganan. Memang melanggar ajaran Islam, etos kerja orang Jepang mendewakan client/langganan sebagai Tuhan. “Okyaku sama ha kamisama desu.” (Langganan adalah Tuhan.) Kata itu dikenal semua orang Jepang. Kata ini sudah motto bisnis Jepang. Perusahaan Jepang berusaha mewujudkan permintaan dari langganan sedapat mungkin, dan berusaha berkembangkan hubungan erat dan panjang dengan langganan.
3. Bisnis adalah perang. Orang Jepang yang di dunia bisnis menganggap bisnis sebagai perang yang melawan dengan perusahaan lain. Orang Jepang suka membaca buku ajaran Sun Tzu, The Art of War
untuk belajar strategis bisnis. Sun Tzu adalah sebuah buku ilmu militer Tiongkok kuno, pada abad 4 sebelum masehi. Sun Tzu itu suka dibaca oleh baik samurai dulu maupun orang bisnis sekarang. Untuk menang perang, perlu strategis dan pandangan jangka panjang. Budaya bisnis Jepang lebih mementingkan keuntungan jangka panjang. Supaya menang perang seharusnya diadakan persiapan lengkap untuk bertempur setenaga kuat. Semua orang Jepang tahu pribahasa “Hara ga hette ha ikusa ha dekinu.” (Kalau lapar tidak bisa bertempur.) Oleh karena itu orang Jepang tidak akan pernah menerima kebiasaan puasa. Bagi orang Jepang, untuk bekerja harus makan dan mempersiapkan kondisi lengkap. Tentu saja di medang perang,
kedisiplinan paling penting. Dalam buku Sun Tzu untuk mengajar kedisiplinan dilakukan cara yang sangat kejam. Tetapi sekarang disiplin diajarkan di sekolah dasar. Pendidikan di sekolah sangat penting. Masuk sekolah setiap hari tidak terlambat, ikut pelajaran secara rajin, hal-hal itu dasar disiplin untuk kerja di dunia bisinis. Pada setelah Restorasi Meiji, pendidikan disiplin di sekolah dasar lebih berguna untuk berkembang kapitalisme daripada ajaran agama apapun.

MUSLIM di Jepang

Islam di Jepang biasanya dianut oleh orang Turki, Arab, Melayu, dan Indonesia yang pendidikan/bekerja di Jepang.Islam dalam bahasa Jepang adalah イスラム教 (bahasa Jepang: isuramukyou)
Antara 1877 dan Perang Dunia II
Hubungan Islam dengan Jepang ini masih terbilang belia jika dibandingkan hubungan agama ini dengan negara-negara yang lain di seluruh dunia.
Tidak terdapat sebuah hitungan yang nyata tentang hubungan-hubungan antara agama Islam dengan Jepang atau cerita sejarah tentang Islam di Jepang melalui penyebaran agama, kecuali beberapa hubungan tersembunyi antara penduduk-penduduk Jepang dengan orang-orang Muslim dari negara lain sebelum tahun 1868.
Agama Islam diketahui untuk pertama kali oleh penduduk Jepang pada tahun 1877 sebagai sebagian pemikiran agama barat dan pada sekitar tahun itu, kehidupan Nabi Muhammad diterjemahkan dalam Bahasa Jepang. Ini membantu agama Islam menempatkan diri dalam pemikiran intelek orang Jepang, tapi hanya sebagai satu pengetahuan dan pemikiran.
Lagi satu hubungan yang penting dibuat pada tahun 1890 ketika Turki Usmaniyah mengirim utusan yang menumpang sebuah kapal yang dinamakan "Ertugrul" ke Jepang untuk tujuan menjalin hubungan diplomatik antara kedua negara serta untuk saling memperkenalkan orang Muslim dan orang Jepang. Kapal itu yang membawa 609 orang penumpang dalam pelayaran pulang ke negara mereka tenggelam dengan 540 penumpang tewas.
Dua orang Jepun Muslim pertama yang diketahui ialah Mitsutaro Takaoka yang memeluk Islam pada tahun 1909 dan mengambil nama Omar Yamaoka setelah menunaikan haji di Mekah, serta Bumpachiro Ariga yang pada masa yang lebih kurang sama telah pergi ke India untuk berdagang dan kemudian memeluk Islam di bawah pengaruh orang-orang Muslim di sana serta mengambil nama Ahmad Ariga. Bagaimanapun, kajian-kajian ini telah membuktikan bahwa seorang Jepang yang dikenali sebagai Torajiro Yamada mungkin merupakan orang Jepang Muslim yang pertama ketika ia melawat negara Turki disebabkan turut berduka cita dengan korban tewas dalam kecelakaan maut Ertugrul. Beliau mengambil nama Abdul Khalil dan mungkin pergi ke Mekah untuk naik haji.
Bagaimana pun, kehidupan komunitas Muslim yang benar tidak bermula sehingga beratus-ratus pelarian Muslim Turki, Uzbekistan, Tajikistan, Kirghizstan, Kazakhstan dan Tatar Turki yang lain dari Asia Tengah dan Rusia, pengaruh Revolusi Bolshevik semasa Perang Dunia I. Orang-orang Muslim ini yang diberikan perlindungan di Jepang menetap di beberapa pelabuhan utama di sekitar Jepang dan mendirikan komunitas-komunitas Islam. Segelintir orang Jepang memeluk Islam melalui hubungan mereka dengan orang-orang Muslim ini.
Dengan pembentukan komunitas-komunitas Muslim ini, beberapa buah masjid telah didirikan. Masjid yang paling penting di antaranya ialah Masjid Kobe yang didirikan pada tahun 1935, dan Masjid Tokyo yang didirikan pada tahun 1938. Bagaimanapun, orang Jepang Muslim tidak mengambil bagian dalam pengelolaan masjid-masjid ini dan tidak terdapat orang Jepang yang menjadi imam, dengan pengecualian Syaikh Ibrahim Sawada, imam pada Ahlulbayt Islamic Centre di Tokyo
Setelah Perang Dunia II
Saat Perang Dunia II, satu "Ledakan Islam" telah dimulai oleh kelompok tentara di Jepang melalui pendirian pusat-pusat penyelidikan untuk mengkaji Islam dan Dunia Muslim. Telah dikatakan bahwa pada waktu itu, melebihi 100 buah buku dan jurnal mengenai Islam telah diterbitkan di Jepang. Bagaimanapun, Pusat-pusat penyelidikan ini sama sekali tidak diketuai atau diurus oleh orang-orang Muslim dan tujuannya bukan untuk penyebaran Islam. Tujuan yang sebenarnya adalah untuk menambah wawasan tentara dengan pengetahuan yang diperlukan mengenai Islam dan orang Muslim karena terdapat komunitas-komunitas Muslim yang besar di kawasan-kawasan yang diduduki oleh angkatan tentara Jepang di negara RRC dan negara-negaraAsia Tenggara. Oleh itu, dengan berakhirnya perang pada tahun 1945, pusat-pusat penyelidikan ini menghilang sama sekali.
Ada lagi satu "Ledakan Islam", kali ini selepas krisis minyak 1973. Media massa Jepang telah memberi penerbitan yang besar tentang Dunia Muslim, dan khususnya kepada Dunia Arab, selepas menyadari kepentingan negara-negara ini terhadap ekonomi Jepang. Dengan penerbitan ini, banyak orang Jepang yang tidak mempunyai secuil pengetahuan tentang Islam mempunyai peluang untuk melihat rukun Islam ke-5, Haji di Mekah serta untuk mendengar panggilan Azan (panggilan Islam untuk salat) dan pembacaan Al-Quran. Selain daripada banyak orang Jepang yang memeluk Islam secara terang-terangan ketika itu, terdapat juga banyak upacara Islamisasi ramai-ramai yang terdiri daripada berpuluh-puluh ribu orang. Bagaimanapun, selepas krisis minyak selesai, kebanyakan pemeluk Islam meninggalkan agama itu.
Orang-orang Turki merupakan komunitas Muslim yang terbesar di Jepang sehingga akhir-akhir ini. Pilot-pilot Jepang yang pergi ke negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia sebagai tentara semasa Perang Dunia II diajarkan/diajak mengungkapkan "La ilaha illa Allah" ketika pesawat-pesawat mereka ditembak jatuh di kawasan-kawasan ini supaya mereka tidak dibunuh. Sebuah pesawat Jepang telah dikatakan ditembak jatuh dan pilotnya diamankan oleh penduduk setempat. Apabila pilot itu mengucap kata-kata "ajaib" itu, ia terasa terharu ketika penduduk-penduduk itu berubah sikap terhadapnya, dan memperlakukannya dengan baik.
Persatuan Muslim Jepang
Serangan Jepang terhadap China dan negara-negara Asia Tenggara semasa Perang Dunia II menghasilkan hubungan-hubungan antara orang-orang Jepang dengan orang-orang Muslim. Mereka yang memeluk agama Islam melalui hubungan-hubungan itu kemudian mengasaskan Persatuan Jepang Muslim di bawah pimpinan Allahyarham Sadiq Imaizumi pada tahun 1953. Persatuan tersebut ialah organisasi Jepang Muslim yang pertama.
Ketua kedua persatuan ini ialah Allahyarham Umar Mita. Mita merupakan orang Islam yang tipikal bagi generasi tuanya yang mempelajari Islam di wilayah-wilayah yang diduduki oleh Kekaisaran Jepang. Melalui hubungan-hubungannya dengan orang-orang Cina Muslim, beliau memeluk Islam di Beijing. Saat Mita kembali ke Jepang selepas perang, beliau menunaikan haji, dan merupakan orang Jepang pertama sesudah peperangan untuk berbuat demikian. Mita juga membuat terjemah Al-Quran bahasa Jepang untuk pertama kali. Oleh itu, hanya selepas Perang Dunia II baru terdapat sebuah komunitas di Jepang.
Orang Jepang Muslim
Tidak terdapat sensus yang bisa dilihat tentang bilangan orang Jepang Muslim di Jepang. Sebagian orang menyatakan bahwa bilangannya hanya dalam beberapa ratus. Ketika ditanya, Abu Bakr Morimoto manjawab, "Berbicara jujur, hanya seribu. Dalam pengertiannya yang paling umum, jika kita memasukkan mereka yang memeluk Islam tetapi tidak mengamalkan agama ini, umpamanya hanya untuk perkawinan, bilangannya mungkin dalam beberapa ribu.".
Tetapi terdapat juga kelemahan dari segi orang-orang Islam Jepang sendiri juga. Terdapat perbedaan orientasi antara generasi yang tua dengan generasi yang baru. Bagi generasi yang tua, Islam disamakan dengan orang Islam Malaysia, Indonesia, China, dan sebagainya. Tetapi bagi generasi baru, negara-negara Asia Tenggara tidak begitu menarik hati disebabkan orientasi barat mereka dan oleh itu, mereka lebih dipengaruhi oleh Islam di negara-negara Arab.
Ketika melawat negara-negara Muslim, kata-kata bahwa orang-orang Muslim Jepang adalah kumpulan agama minoritas sering menimbulkan masalah daripada para hadirin, "Berapakah jumlah orang Muslim di Jepang?" Jawaban ketika ini: "Satu daripada seratus ribu."
Dakwah di Jepang
Statistik menunjukkan bahwa di sekitar 80% daripada jumlah penduduk Jepang adalah penganut Buddha atau Shinto, sedangkan hanya 0,095% atau hanya berjumlah 121.062 orang. Bilangan pendakwah yang berpotensi dalam komunitas Muslim di Jepang adalah amat kecil, dan terdiri daripada para pelajar dan berbagai jenis pekerjaan yang bertumpu di kota besar seperti Hiroshima, Kyoto, Nagoya, Osaka dan Tokyo.
Terdapat keperluan yang lanjut untuk orang-orang Muslim bertahan daripada tekanan-tekanan dan godaan-godaan gaya hidup modern yang lebih gairah. Orang-orang Muslim juga menghadapi kesusahan terhadap komunikasi, perumahan, pendidikan anak, makanan halal, serta kesusasteraan Islam, dan semua ini menghalang kegiatan-kegiatan dakwah di Jepang.
Tanggapan salah terhadap ajaran Islam yang diperkenalkan oleh media-media barat perlu dibetulkan dengan cara yang lebih cekap dan yang mengambil kira ciri penting masyarakat Jepang sebagai salah satu negara yang paling tidak buta huruf di dunia. Bagaimanapun, disebabkan persebaran orang Muslim yang amat sedikit, terjemah Alquran dalam bahasa Jepang juga tidak mudah didapati. Hampir tidak adanya kesusasteraan Islam di dalam toko-toko buku atau perpustakaan-perpustakaan umum, kecuali beberapa esai dan buku dalam bahasa Inggris yang dijual pada harga yang agak mahal.
Oleh itu, tidaklah mengejutkan untuk mendapati bahwa pengetahuan orang Jepang yang biasa tentang agama Islam hanya dihadapkan kepada beberapa istilah yang berkaitan dengan poligami, Sunni dan Syiah, Ramadhan, Haji, Nabi Muhammad, dan Allah. Dengan kesan-kesan yang semakin terang tentang kesadaran kewajiban komunitas-komunitas Islam serta penilaian yang rasional, Umat Muslim telah menunjukkan tanggungan yang lebih kuat terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan dakwah dengan cara yang lebih teratur.

RAHASIA BISNIS ORANG JEPANG (Langkah Raksasa Sang Nippon Menguasai Dunia)


Setelah bom atom Amerika menghunjam Hiroshima dan Nagasaki yang merupakan jantung kota Jepang tahun 1945, semua pakar ekonomi saat itu memastikan Jepang akan segera mengalami kebangkrutan. Namun, dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun, Jepang ternyata mampu bangkit dan bahkan menyaingi perekonomian negara yang menyerangnya. Terbukti, pendapatan tahunan negara Jepang bersaing ketat di belakang Amerika Serikat. Apalagi di bidang perteknologian, Jepang menjelma menjadi raksasa di atas negara-negara besar dan berkuasa lainnya. Dengan segala kekurangan secara fisik, tidak fasih berbahasa Inggris, kekurangan sumber tenaga kerja, dan selalu terancam bencana alam rupanya tidak menghalangi mereka menjadi bangsa yang dihormati dunia.

Buku ini mencoba menyingkap gaya hidup, gaya bekerja, semangat kerja pasukan, dan prinsip orang Jepang yang membuahkan hasil mengagumkan perekonomian negaranya. Buku ini tak hanya memberi kita teknik dan rahasia bisnis orang Jepang tetapi juga memberi inspirasi agar kita mau berubah.

Ann Wan Seng, pengusaha sukses dan kolumnis ternama di Malaysia. Ia juga penulis buku bestseller Rahasia Bisnis Orang Cina. Dahulu Jepang bukanlah negara maju yang patut diperhitungkan dan ditakuti di dunia. Tapi siapa yang menyangka bahwa setelah mengalami kehancuran yang dahsyat pada Perang Dunia II dengan dijatuhkannya bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang mampu bertahan dan bahkan bangkit dengan kekuatan yang sangat luar biasa menjadi suatu negara maju di kawasan Asia Timur, dan mampu menempatkan negara dalam posisinya dalam jajaran negara-negara dengan perekonomian terkuat di dunia. Hal ini dibuktikan pada pertengahan era 1990-an, Product National Bruto (PNB) Jepang mencapai US$ 37,5 miliar atau 337,5 triliun rupiah, yang sekaligus menempatkan Jepang pada posisi ke-2 setelah Swiss yang memiliki PNB tertinggi di dunia. Selain itu Jepang merupakan negara yang tidak memiliki utang luar negeri. Jepang dikenal sebagai negara yang mempunyai banyak kekurangan antara lain dari segi fisik orang Jepang rata-rata berpostur kecil, wilayah teritorial yang sempit, dari segi tata letak geografis negara Jepang terletak di jalur lempeng pergeseran kerak bumi yang berpotensi rawan gempa bumi, sumber daya alam yang terbatas, dan masih banyak kekurangan yang lain. Tapi mengapa negara dengan banyak kekurangan ini mampu bertahan dan bangkit menjadi negara maju didunia? Apa keajaiban yang terjadi?

Jepang adalah negara yang tidak memiliki hasil dan sumber daya alamnya sendiri. Oleh karena itu, Jepang bergantung pada sumber-sumber dari negara lain. Negara tersebut tidak hanya mengimpor minyak bumi, biji besi, batu arang, kayu, dan sebagainya. Bahkan, hampir delapan puluh lima persen sumber tenaganya berasal dari negara lain. Hasil pertanian Jepang adalah yang tertinggi di dunia. Selain itu, Jepang juga mengimpor tiga puluh persen bahan makanan dari negara lain untuk memenuhi konsumsi makanan penduduknya. Namun, di Jepang pertanian masih menjadi sektor utama meskipun telah dikenal sebagai negara industri yang maju. Dengan kondisi tersebut bagaimana atau apa yang menjadi rahasia sehingga Jepang bisa menjadi penguasa ekonomi nomor satu didunia?

Mengapa negara Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, Singapura, dan Indonesia tidak dapat menjadi seperti Jepang? Apakah karakter bangsa Jepang tidak dimiliki bangsa lain? Padahal, berdasarkan ciri fisik dan keadaan geografis, setengah negara tersebut yang lebih baik daripada Jepang. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menjelaskan hal tersebut. Objek penelian adalah pada sistem penggajian, etos dan budaya kerja orang Jepang. Pada dasarnya, etos dan budaya kerja orang Jepang tidak jauh beda dengan bangsa Asia lainnya. Jika mereka disebut pekerja keras, maka bangsa Cina, Korea dan bangsa Asia lainnya juga pekerja keras. Namun, mengapa bangsa Jepang yang lebih berhasil dan maju dibandingkan dengan bangsa Asia lainnya? Semua dijelaskan dalam buku ini.

Dalam sistem pengelolaan organisasi bisa dibilang organisasi Jepang berbeda dengan sistem pengelolaan organisasi yang dianut oleh bangsa maju lainnya seperti Amerika. Perbedaan inilah yang membuat organisasi Jepang menjadi unik tapi banyak dicontoh oleh negara-negara berkembang di dunia. Dalam organisasi Jepang pengelola berawal dari posisi bawahan, oleh karena itu pengelola organisasi Jepang lebih akrab dan memahami bawahannya. Sikap terus terang mengurangi konflik antara pihak pengelola dan bawahan. Tim kerja merupakan pondasi dasar dalam organisasi Jepang untuk membentuk interaksi antara anggota tim dan bawahan. Fakta-fakta menarik yang yang dapat kita amati dari sistem pengelolaan organisasi Jepang antara lain: bangsa Jepang lebih suka mengaitkan diri mereka sebagai anggota organisasi dan perkumpulan tertentu jika memperkenalkan diri daripada memperkenalkan diri berdasarkan asal negara dan keturunannya. Mereka bangga jika dikaitkan dengan organisasi besar dan berprestasi, tempat mereka bekerja. Kemauan bangsa Jepang menjadi hamba organisasinya merupakan faktor kesuksesan negara itu menjadi penguasa besar dalam bidang ekonomi dan industri. Sikap ini ditunjukkan dengan cara mengorbankan pendapat pribadi, masa istirahat, gaji dan sebagainya untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan organisasinya. Sikap ini berbeda dengan bangsa barat yang memberikan ruang sebesar-besarnya kepada anggota organisasi untuk berpendapat dn mengemukakan pandangan. Dalam sistem pengelolaan Jepang ini individu tidak penting jika dibandingkan dengan perkumpulan dan organisasi.

Orang Jepang sanggup berkorban dengan bekerja lembur tanpa mengharap bayaran. Mereka merasa lebih dihargai jika diberikan tugas pekerjaan yang berat dan menantang. Bagi mereka, jika hasil produksi meningkat dan perusahaan mendapat keuntungan besar, secara otomatis mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal. Dalam pikiran dan jiwa mereka, hanya ada keinginan untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin dan mencurahkan seluruh komitmen pada pekerjaan. Pada tahun 1960, rata-rata jam kerja pekerja Jepang adalah 2.450 jam/tahun. Pada tahun 1992 jumlah itu menurun menjadi 2.017 jam/tahun. Namun, jam kerja itu masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata jam kerja di negara lain, misalnya Amerika (1.957 jam/tahun), Inggris (1.911 jam/tahun), Jerman (1.870 jam/tahun), dan Prancis (1.680 jam/tahun). Ukuran nilai dan status orang Jepang didasarkan pada disiplin kerja dan jumlah waktu yang dihabiskannya di tempat kerja (hlm.70). Keadaan ini tentu sangat berbeda dengan budaya kerja orang Indonesia yang biasanya selalu ingin pulang lebih cepat. Di Jepang, orang yang pulang kerja lebih cepat selalu diberi berbagai stigma negatif, dianggap sebagai pekerja yang tidak penting, malas dan tidak produktif. Bahkan istri-istri orang Jepang lebih bangga bila suami mereka ”gila kerja” bukan ”kerja gila”. Sebab hal itu juga menjadi pertanda suatu status sosial yang tinggi.

Keberhasilan Jepang mempertahankan statusnya sebagai “Bapak Naga Asia” banyak dibantu oleh budaya kerja dan perdagangan rakyatnya. Agar produk mereka mampu bersaing di dunia Internasional, Jepang tidak hanya memperbaiki dan meningkatkan kualitas produknya, melainkan juga menciptakan berbagai barang lain yang diperlukan konsumen baik ditingkat mikro maupun makro. Sehingga perusahaan Jepang bersedia menghabiskan jutaan rupiah (sekitar 45 persen dari anggaran belanjanya) untuk membiayai penelitian dan pengembangan dalam rangka meningkatkan inovasi dan mutu produk. Selain itu mereka juga meletakkan kepercayaan dan jaminan kualitas sebagai aset terpenting pemasaran dan perdagangan (hlm.152). Tidak salah beberapa produknya menduduki posisi pertama dan menjadi pilihan konsumen karena lebih ekonomis, bermutu, mudah digunakan dan memiliki berbagai fungsi. Seperti Matsushita yang merupakan contoh terbaik perusahaan yang berhasil memecahkan dominasi dan monopoli perusahaan Barat. Begitu juga Walkman produk Sony yang menimbulkan fenomena luar biasa dikalangan remaja pada era 1980-an. Produk itu juga mencetuskan revolusi baru dalam perkembangan elektronik dan Audio visual.

Sikap patriotisme bangsa Jepang juga menjadi salah satu faktor yang membantu keberhasilan ekonomi negaranya. Bangsa Jepang bangga dengan produk buatan negeri sendiri. Mereka juga menjadi pengguna utama produk lokal dan pada saat yang sama juga mencoba mempromosikan produk made in Japan ke seluruh dunia dari makanan, teknologi sampai tradisi dan budaya. Dimana saja mereka berada bangsa Jepang selalu mempertahankan identitas dan jatidiri mereka.

Minat dan kecintaan bangsa Jepang terhadap ilmu membuat mereka merendahkan diri untuk belajar dan memanfaatkan apa yang telah mereka pelajari. Mereka menggunakan ilmu yang diperoleh untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan produk Barat demi memenuhi kepentingan pasar dan konsumen. Bangsa Jepang memang pintar meniru tetapi mereka memiliki daya inovasi yang tinggi. Pihak Barat memakai proses logika, rasional dan kajian empiris untuk menghasilkan sebuah inovasi. Namun bangsa Jepang melibatkan aspek emosi dan intuisi untuk menghasilkan inovasi yang sesuai dengan selera pasar.

Untuk melancarkan urusan pekerjaanya, orang Jepang memegang teguh prinsip tepat waktu dengan tertib dan disiplin, khususnya dalam sektor perindustrian dan perdagangan. Kedua elemen itu menjadi dasar kemakmuran ekonomi yang dicapai Jepang sampai saat ini. Seperti pahlawan dalam cerita rakyat Jepang, si samurai buta Zatoichi, Jepang harus memastikan segala-galanya, termasuk rakyatnya, senantiasa bergerak cepat menghadapi perubahan disekelilingnya. Jika semuanya berhenti bergerak, maka ekonomi Jepang akan runtuh seperti Zatoichi yang luka dan mati karena gagal mempertahankan diri dari serangan musuh. Karena ia tidak bergerak dan hanya dalam keadaan statis (hlm.292).

Untuk itu, tidak ada alasan bagi Indonesia tidak bisa menjadi seperti Jepang. Indonesia memiliki sumber alam melimpah dari pada Jepang, tenaga manusia murah, infrastruktur yang baik, dan kedudukan geografis yang strategis. Tergantung kemauan, komitmen dan langkah pasti pemerintah serta masyarakatnya dalam mengaplikasikan formula ekonomi yang ampuh tersebut. Jika bangsa Jepang bisa melakukannya, maka tidak ada alasan untuk kita gagal melaksanakannya. Kekuasaan ada ditangan kita dan bukan terletak pada negara.

Sabtu, 22 Oktober 2011

kata benda

kata benda
--------------
watashi = saya
anata = kamu
ano hito = orang itu
onna no ko = gadis
otoko no ko = laki-laki
watashi tachi = kami
anata tachi = kalian
anohito tachi = mereka
okasan = ibu
tomodachi = teman

kore = kono = ini
sore = sono = itu (dekat)
are = ano = itu (jauh)

bedanya ?? o.O
kore, sore, are bisa berdiri sendiri, kono, sono, ano harus di ikuti kata benda
example :
- kore wa watashi no heya  desu (ini kamar saya)
-sono onna no ko wa kirei desu (gadis itu cantik)

macam-macam panggilan

Tolong d'cek,


Untuk memanggil saudara
sekandung :


•One-chan : kakak cewe / kakak
• Onii-chan : kakak cowo /
abang
•Okaa-san : ibu / mama
• Otou-san : ayah / papa
• Ojii-chan : kakek
• Obaa-chan : nenek
• Oji-chan : paman / om
• Oba-chan : tante / bibi
• ~kun : dek cowo
• ~chan : dek cewe


Untuk memanggil saudara yang
tidak sekandung :
•onee-san: kakak cewe ( milik
orang lain)
•onii-san: kakak cowo ( milik
orang lain)
•okaa-san: ibu ( milik orang
lain)
•otou-san: ayah ( milik orang
lain)
•ojii-san : kakek ( milik orang
lain)
•obaa-san : nenek ( milik orang
lain)
•oji-san: paman ( milik orang
lain)
•oba-san: tante ( milik orang
lain)
•otouto-san : adik cowo ( milik
orang lain)
•imouto-san : adik cewe ( milik
orang lain)
Macam-macam panggilan dalam

Nihongo#2
(nama)-sama: peringkat paling
tinggi.
Dipakai untuk orang yang
lebih tua/lebih tinggi derajatnya.
(nama)-dono: setingkat dibawah
-sama, tapi juga menandakan
rasa hormat.
(nama)-sensei: guru/dokter
(nama)-sempai: senior
(nama)-san: untuk normal,
biasanya buat yang baru
ketemu/belom akrab
(nama)-chan: untuk anak kecil
atau orang yang udah akrab

(nama)-kun: untuk cowo
(nama)-han: normal untuk logat
kansai (kalau ga salah)
(nama)-(kosong): untuk
memanggil orang yang
derajatnya dibawah kita.


Kata ganti orang ;
•watakushi : saya(sangat
formal)
•watashi: saya(formal)
• atashi: aku(cewe), kesannya
cewe kalem
•boku: aku(cowo)
• ore: gw/aku (gaul)
• bokutachi: kami
• bokura : mereka
• kimi : kamu(biasa)
• anata : kamu (penggunaan
yang satu ini harus hati2!)
•omae : kau! (sangat kasar)
• watashitachi = kami
• anatatachi = kalian
• aitsu = dia
• kare = dia cowo
• kanojo = dia cewe
• aitsutachi = mereka


*tambahan smua kata subjek
(watashi/ore/boku/kimi/anata
dll) ditambahin tachi berarti
jamak

contohnya:
•watashitachi = kami
• anatatachi = kalian

Kata sifat II

Kata sifat
1. Jenis kata sifat
Kata sifat dalam bahasa Jepang digolongkan ke dalam dua type, ada yang menyatanya sebagai kata sifat I dan kata sifat II atau juga ada yang mengatakan sebagai kata sifat i dan na.
Kata sifat I atau kata sifat i adalah kata sifat yang berakhiran ii, ai, ui, dan oi.
Contoh:
tanoshii (bahagia), takai (tinggi), samui (dingin), shiroi (putih)
Kata sifat II atau kata sifat na, yaitu kata sifat yang selain berakhiran pada kata sifat I.
Contoh:
shizuka (tenang), shinsetsu (ramah) kirei (cantik)
2. Posisi kata sifat
Kata sifat dalam bahasa Jepang diletakkan mendahului kata yang disifatinya.
Misalnya:
samui tokoro (tempat yang dingin),
shinsetsu na sensei (dosen yang ramah)
Perhatikan bahwa kata samui dan shinsetsu adalah kata sifat, diletakkan sebelum kata yang disifatinya (tokoro, sensei).
Untuk kata sifat II (shinsetsu) selalu disisipi partikel na jika berposisi sebagai kata yang menyifati kata lainnya seperti pada contoh di atas.
3. Kata sifat bentuk negatif
Bahasa Jepang mengenal kata sifat bentuk negatif.
Kata sifat I, akhiran 'i' diubah menjadi 'kunai'.
omoshiroi (menarik) menjadi omoshirokunai (tidak menarik)
samui (dingin) menjadi samukunai (tidak dingin)
Kata sifat II, ditambah kata ja nai atau dewa nai.
shinsetsu ja nai (tidak ramah)
shizuka dewa nai (tidak tenang)
Contoh kalimat.
1. あの山は高いです。
Ano yama wa takai desu. (Gunung itu tinggi)
2. あの山は高くないです。
Ano yama wa takakunai desu. (Gunung itu tidak tinggi)
3. それは高い山です。
Sore wa takai yama desu. (Itu gunung yang tinggi)
4. それは高くない山です。
Sore wa takakunai yama desu. (Itu gunung yang tidak tinggi)
5. 彼女はきれいです。
Kanojo wa kirei desu. (Dia cantik)
6. 彼女はきれいな女です。
Kanojo wa kirei na onna desu. (Dia wanita yang cantik)
7. 彼女はきれいじゃありません。
Kanojo wa kirei ja arimasen. (Dia tidak cantik)
8. 彼女はきれいじゃない女です。
Kanojo wa kirei ja nai onna desu. (Dia wanita yang tidak cantik)

4. Kata sifat bentuk lampau ~ katta, datta
Bahasa Jepang mengenal kata sifat dalam bentuk lampau. Perubahan bentuk lampau memiliki aturan sebagai berikut:
Kata sifat I: akhiran i berubah menjadi katta
samui (dingin) menjadi samukatta
atsui (panas) menjadi atsukatta
hirokunai (tidak luas) menjadi hirokunakatta.
Kata sifat II: mendapat tambahan datta
suki (suka) menjadi suki datta
kirei (bersih; cantik) menjadi kirei datta.
shizuka denai (tidak tenang) menjadi shizuka denakatta.
*datta berasal dari deshita (bentuk lampau dari desu)
Misalnya:
a.十年前、ここは寒かったですが、最近あついですね。
Juunen mae, koko wa samukatta desu ga, saikin atsui desu ne.
(Sepuluh tahun lalu, di sini dingin, tapi sekarang-sekarang ini panas ya)

b. むかし、この町はきれいだったが、さいきんごみがあちこちに積み上がっているね。
Mukashi, kono machi wa kirei datta ga, saikin gomi ga achi kochi ni tsumiagatte iru ne.
Dulu kota ini bersih, tapi sekarang sampah bertumpuk di mana-mana ya)

5. Kata sifat dalam bentuk sambung
Kata sifat bentuk ini digunakan apabila kita ingin menggabungkan dua atau lebih kata sifat, atau penggabungan dua kalimat yang berakhiran kata sifat. Dalam bahasa Indonesia bisa berarti dan atau tapi (bahasan tingkat lanjut).

Kata sifat I : akhiran i berubah menjadi kute

Kata sifat II: mendapat tambahan de
Misalnya:
a. このかばんは安くて模様が流行している。
Kono kaban wa yasukute moyou ga ryuukou shite iru.
(Tas ini murah dan (tapi) coraknya populer)


b. 田中さんは親切で頭がいいです。

Tanaka san wa shinsetsu de atama ga ii desu.
(Tanaka orang yang ramah dan pintar)

Jika  dalam bentuk negatif maka menjadi:

この料理はおいしくなくて値段が高いです。
Kono ryouri wa oishikunakute nedan ga takai desu.
(Masakan ini tidak enak dan mahal)


この部屋はきれいでなくてにおいがわるいだね
Kono heya wa kirei denakute nioi ga warui da ne.
(Kamar ini tidak bersih dan bau)

100 huruf kanji

*Angka
一 (Ichi) : Satu
二 (Ni) : Dua
三 (San): Tiga
四 (Shi) : Empat
五 (Go) : Lima
六 (Roku) : Enam
七 (Shichi) : Tujuh
八 (Hachi) : Delapan
九 (Kyuu) : Sembilan
十 (Juu) : Sepuluh

*Elemen bumi
風 (Kaze): Angin
火 (Hi) : Api
山 (Yama) : Gunung
月 (Tsuki) : Bulan
海 (Umi) : Laut
水 (Mizu) : Air
林 (Hayashi) ; Hutan

*Rotasi Bumi
朝 (Asa) : Pagi
昼 (Hiru) : Siang
夜 (Yoru) : Malam
*Bagian Tubuh
髪 (Kami) : Rambut
目 (Me) : Mata
額 (Hitai) : Kening
脳 (Noo) : Otak
鼻 (Hana) : Hidung
耳 (Mimi) : Telinga
頬 (Hoo) : Pipi
口 (Kuchi) : Mulut
顔 (Kao) ; Muka
首 (Kubi) : Leher
胸 (Mune) : Dada
腹 (Hara) ; Perut
肺 (Hai) : Paru Paru
腸 (Choo) ; Usus
手 (Te) : Tangan
爪 (Tsume) : Kuku
指 (Yubi) : Jari
腿 (Momo) : Paha
尻 (Shiri) : Pantat
足 (Ashi) : Kaki

*Kata ganti orang
私 (Watashi) : Saya
僕 (Boku) : Aku
女 (Onna) : Perempuan
男 (Otoko) : Laki laki
彼 (Kare) : Dia (laki laki)

*Musim
春 (Haru) : Semi
夏 (Natsu) : Panas
秋 (Aki) : Gugur
冬 (Fuyu) : Dingin

*Binatang
猫 (Neko) : Kucing
鼠 (Nezumi) : Tikus
犬 (Inu) : Anjing
牛 (Ushi) : Sapi
魚 (Sakana) : Ikan
虎 (Tora) : Harimau
鳥 (Tori) : Burung
兎 (Usagi) : Kelinci
馬 (Uma) : Kuda
猿 (Saru) : Monyet
熊 (Kuma) : Beruang
鷄 (Niwatori) : Ayam
豚 (Buta) : Babi
虫 (Mushi) : Cacing
蛇 (Hebi) : Ular
蜂 (Hachi) : Lebah
蝶 (Choo) : Kupu kupu
亀 (Kame) : Kura Kura
龍 (Ryuu) : Naga

*Kata Sifat dan kata benda yang lain
愛 (Ai) : Cinta
恋 (Koi) : Cinta
花 (Hana) : Bunga
蘭 (Ran) : Anggrek
金 (Kin) : Emas
刀 (Katana) : Pedang
血 (Chi) : Darah
星 (Hoshi) : Bintang
窓 (Mado) : Jendela
霧 (Kiri) : Kabut
王 (Ou) : Raja
美 (Utsukushii) : Indah
友 (Tomo) : Teman
左 (Hidari) : Kiri
右 (Migi) : Kanan
黒 (Kuro) : Hitam
皮 (Kawa) : Kulit
議 (Gi) : Debat
球 (Tama) : Bola
光 (Hikari) : Sinar
氷 (Koori) : Es
島 (Shima) : Pulau
税 (Zei) : Pajak
兵 (Hei) : Pasukan

Bagi yg ingin tanya kanji yg lain silakan ^^

Partikel

①Partikel yo dapat dipakai untuk menyatakan ketegasan, pemberitahuan, atau peringatan kepada lawan bicara.
~mou kaerimasu yo⇒もう帰りますよ=lebih baik kita pulang
~mou asa desu yo⇒もう朝ですよ=sudah pagi (lo..)
~daijyoubu desu yo⇒大丈夫ですよ=tidak apa~apa (kok)
~kore ha takai desu yo⇒これは高いですよ=ini mahal (lo..)

②partikel yo dapat digunakan setelah ungkapan~ungkapan yang berbentuk ajakan, larangan atau perintah seperti kalimat dibawah ini.
~minna de asobou yo⇒皆で遊ぼうよ=ayo bermain bersama~sama (semuanya)
~mou yameyou yo⇒もう止めようよ=sudah jangan bertengkar (lagi)
~hayame ni ikimashou yo⇒早めに行きましょうよ=ayo kita pergi lebih awal (saja)
~okoru na yo⇒怒るなよ=jangan lah marah
~chotto miro yo⇒ちょっと見ろよ=perlihatkan sebentar (saja)
~motto hayaku hashire yo⇒もっと早く走れよ=larilah yang lebih cepat (sedikit)

③partikel yo dalam ragam bahasa wanita dapat dipakai setelah partikel no sehingga menjadi no yo yang dipakai untuk menyatakan keputusan atau ketegasan pembicara.
~kare ha totemo shinsetsu na no yo⇒彼はとても親切なのよ=dia(laki~laki) sangat ramah tamah/baik hati (lo..)
~mou ii no yo⇒もういいのよ=sudah tidak apa~apa (kok)
~iie, chigau no yo⇒いいえ違うのよ=bukan/tidak, salah (lo..)

④partikel yo dalam ragam bahasa wanita dapat dipakai setelah partikel ha sehingga menjadi ha yo yang berfungsi untuk menyatakan ketegasan atau penekanan pada pendapat, pikiran atau hal~hal yangh diucapkan.
~mou owatta ha yo⇒もう終わったはよ=sudah selesai (lo..)
yang ingin bertanya ttg sebuah partikel agak susah jika tanpa contoh kalimatnya.