Minggu, 04 September 2011

Kata sifat

Kata sifat
1. Jenis kata sifat
Kata sifat dalam bahasa Jepang digolongkan ke dalam dua type, ada yang menyatanya sebagai kata sifat I dan kata sifat II atau juga ada yang mengatakan sebagai kata sifat i dan na.
Kata sifat I atau kata sifat i adalah kata sifat yang berakhiran ii, ai, ui, dan oi.
Contoh:
tanoshii (bahagia), takai (tinggi), samui (dingin), shiroi (putih)
Kata sifat II atau kata sifat na, yaitu kata sifat yang selain berakhiran pada kata sifat I.
Contoh:
shizuka (tenang), shinsetsu (ramah) kirei (cantik)
2. Posisi kata sifat
Kata sifat dalam bahasa Jepang diletakkan mendahului kata yang disifatinya.
Misalnya:
samui tokoro (tempat yang dingin),
shinsetsu na sensei (dosen yang ramah)
Perhatikan bahwa kata samui dan shinsetsu adalah kata sifat, diletakkan sebelum kata yang disifatinya (tokoro, sensei).
Untuk kata sifat II (shinsetsu) selalu disisipi partikel na jika berposisi sebagai kata yang menyifati kata lainnya seperti pada contoh di atas.
3. Kata sifat bentuk negatif
Bahasa Jepang mengenal kata sifat bentuk negatif.
Kata sifat I, akhiran 'i' diubah menjadi 'kunai'.
omoshiroi (menarik) menjadi omoshirokunai (tidak menarik)
samui (dingin) menjadi samukunai (tidak dingin)
Kata sifat II, ditambah kata ja nai atau dewa nai.
shinsetsu ja nai (tidak ramah)
shizuka dewa nai (tidak tenang)
Contoh kalimat.
1. あの山は高いです。
Ano yama wa takai desu. (Gunung itu tinggi)
2. あの山は高くないです。
Ano yama wa takakunai desu. (Gunung itu tidak tinggi)
3. それは高い山です。
Sore wa takai yama desu. (Itu gunung yang tinggi)
4. それは高くない山です。
Sore wa takakunai yama desu. (Itu gunung yang tidak tinggi)
5. 彼女はきれいです。
Kanojo wa kirei desu. (Dia cantik)
6. 彼女はきれいな女です。
Kanojo wa kirei na onna desu. (Dia wanita yang cantik)
7. 彼女はきれいじゃありません。
Kanojo wa kirei ja arimasen. (Dia tidak cantik)
8. 彼女はきれいじゃない女です。
Kanojo wa kirei ja nai onna desu. (Dia wanita yang tidak cantik)

4. Kata sifat bentuk lampau ~ katta, datta
Bahasa Jepang mengenal kata sifat dalam bentuk lampau. Perubahan bentuk lampau memiliki aturan sebagai berikut:
Kata sifat I: akhiran i berubah menjadi katta
samui (dingin) menjadi samukatta
atsui (panas) menjadi atsukatta
hirokunai (tidak luas) menjadi hirokunakatta.
Kata sifat II: mendapat tambahan datta
suki (suka) menjadi suki datta
kirei (bersih; cantik) menjadi kirei datta.
shizuka denai (tidak tenang) menjadi shizuka denakatta.
*datta berasal dari deshita (bentuk lampau dari desu)
Misalnya:
a.十年前、ここは寒かったですが、最近あついですね。
Juunen mae, koko wa samukatta desu ga, saikin atsui desu ne.
(Sepuluh tahun lalu, di sini dingin, tapi sekarang-sekarang ini panas ya)

b. むかし、この町はきれいだったが、さいきんごみがあちこちに積み上がっているね。
Mukashi, kono machi wa kirei datta ga, saikin gomi ga achi kochi ni tsumiagatte iru ne.
Dulu kota ini bersih, tapi sekarang sampah bertumpuk di mana-mana ya)

5. Kata sifat dalam bentuk sambung
Kata sifat bentuk ini digunakan apabila kita ingin menggabungkan dua atau lebih kata sifat, atau penggabungan dua kalimat yang berakhiran kata sifat. Dalam bahasa Indonesia bisa berarti dan atau tapi (bahasan tingkat lanjut).

Kata sifat I : akhiran i berubah menjadi kute

Kata sifat II: mendapat tambahan de
Misalnya:
a. このかばんは安くて模様が流行している。
Kono kaban wa yasukute moyou ga ryuukou shite iru.
(Tas ini murah dan (tapi) coraknya populer)


b. 田中さんは親切で頭がいいです。

Tanaka san wa shinsetsu de atama ga ii desu.
(Tanaka orang yang ramah dan pintar)

Jika  dalam bentuk negatif maka menjadi:

この料理はおいしくなくて値段が高いです。
Kono ryouri wa oishikunakute nedan ga takai desu.
(Masakan ini tidak enak dan mahal)


この部屋はきれいでなくてにおいがわるいだね
Kono heya wa kirei denakute nioi ga warui da ne.
(Kamar ini tidak bersih dan bau)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar